Mengenal Batik Ulur Wiji, Brand Lokal Mojokerto yang Go Internasional

Pembatik Ulur Wiji di Desa Pandan Krajan, Kecamatan Kemlagi, Mojokerto
Sumber :
  • VIVA Jatim/M Luthfi Hermansyah

Di awal-awal, Nesta sendiri yang mengajari cara membatik dan menjahit kepada perempuan-perempuan di desanya. Karena dulu dirinya sempat sekolah fashion di Surabaya, mengikuti seminar textil, dan belajar batik di Semarang. Kini, sedikitnya ada 12 orang yang setiap hari bekerja d isana. 

“Kita latih mulai dari nol dengan gaji yang layak. Meski belum UMR  tapi layak untuk ukuran warga sini. Paling tidak bisa memenuhi standart kelayakan hidup di sini kita penuhi. Kita juga fasilitasi mereka dengan BPJS,” katanya. 

Sebagai pendatang baru kala itu, ia kesulitan memperkenalkan produk. Berbagai cara dilakukan mulai dari masuk ke instansi pemerintah, ikut pameran dan memanfaatkan jaringan yang ada.

Media sosial pun dimanfaatkan untuk memperkenalkan batik Ulur Wiji hingga ke pelosok negeri. Melalui akun Instagram @ulurwiji mengunggah kain batik Medan dengan berbagai motif.

Setelah batik ulur mulai dikenal, perlahan orderan pun tiba. Dia tetap mengutamakan kualitas agar pembeli tidak kecewa. 

Meski terbilang anyar mewarnai pasar batik Indonesia, batik Ulur Wiji tercatat telah sebagi finalis terbaik dalam ajang Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2023 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). 

Tak hanya itu, Ulur Wiji juga tercatat sebagai juara 1 Kategori Berdaya dari program Talenta Wirausaha yang digelar oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).