Kisah Pilu Dua Anak yang Kangen Mendiang Ibu Korban Tragedi Kanjuruhan

Doa warga Surabaya, bunga dan lilin untuk Kanjuruhan
Sumber :
  • IST/Viva Jatim

Jatim – Tragedi Kanjuruhan menyisakan duka mendalam. Insiden besar yang telah meregang 135 nyawa dan 600 lebih luka-luka itu masih menjadi sayatan luka yang sulit disembuhkan. Sebab tak hanya duka kepada korban yang dirasakan, melainkan juga duka kepada seorang anak yang ditinggal orangtuanya, di saat mereka butuh kehadiran orangtua untuk mendengarkan cerita-ceritanya waktu di sekolah maupun saat bermain. 

Awas Kehabisan, Berikut 5 Tempat Berburu Takjil di Malang

Seperti yang dirasakan Yusril dan Defan. Dua anak bersaudara yang masih balita ini selalu merindukan kehadiran sang ibunda, Radina Astrida Lufitasari (21 tahun). Kakek Yusril dan Defan, Hari Prasetyo (56 tahun) warga Jalan Bandulan 1 J, Sukun, Kota Malang ini mengatakan bahwa hingga kini kondisi psikologisnya berubah setelah kepergian ibundanya akibat Tragedi Kanjuruhan. 

Sang kakek menceritakan bahwa Yusril seringkali termenung lantaran merindukan sosok Radina yang tak lain adalah ibundanya. Hari pun mengaku bingung untuk mengatasi kerinduan cucunya akan kehadiran sosok seorang ibu. Ia hanya bisa berdalih untuk menenangkan Yusril. 

Geger Penemuan Kerangka Manusia di Kota Malang, Ini Penjelasan Polisi

“Mereka setiap hari tanya mamanya. Saya selalu sampaikan mamanya kerja. Saya hanya bisa jawab Mama kerja, nyari uang buat kamu sekolah,” kata Hari di Gedung DPRD Kota Malang, dikutip dari Viva Bola, pada Rabu 4 Januari 2023. 

Setiap hari, kata Hari, cucunya lebih banyak terdiam dan bermain handphone. Bahkan tak seperti biasanya, kini cucunya sering kali tidur larut malam. Hari merasa bahwa hal itu disebabkan karena merindukan sosok sang ibunda yang kini telah berbeda alam dengannya. Hari pun tak tega untuk memberi tahu kepada anaknya bahwa ibunya meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan. 

5 Rekomendasi Bakso Enak di Malang, Tempat Makan Favorit saat Liburan

“Karena biasanya setiap hari sama mamanya. Sering diam, mainan handphone, marah-marah bahkan tidur larut malam. Kalau malam sering tanya mamanya bahkan tidur paling sore itu jam 12 malam sekarang. Sering ngomong sendiri bahkan pernah tidak tidur,” lanjut Hari. 

Nasib pilu yang dialaminya membuat Hari bingung dengan penanganan kasus yang tidak menyentuh hingga akar permasalahan. Seperti, upaya menangani kondisi psikologis cucunya yang sedang mengalami masalah lantaran ditinggal sang ibunda. Kedua cucunya pastilah membutuhkan pendampingan seperti Trauma Healing dan sebagainya. 

Halaman Selanjutnya
img_title