Jejak Dewi Gayatri di Candi Boyolangu, Ibu Raja-raja Jawa (1)
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Jatim – Dewi Gayatri juga dikenal dengan Rajapatni. Dalam sejarah, dia merupakan putri bungsu dari Raja Kertanegara yang kemudian menjadi salah satu istri Raden Wijaya, raja pertama Kerajaan Majapahit. Gayatri juga jadi tetenger sejarah Kabupaten Tulungagung. Jejaknya terdapat di Candi Boyolangu. Di sana terdapat arca Dewi Gayatri.
Soal Gayatri terdedahkan dalam talk show tentang Hari Jadi ke-817 Kabupaten Tulungagung beberapa waktu lalu. Dalam diskusi itu, pemerhati sejarah dan budaya Tulungagung Bambang Karjono menjelaskan bahwa timbul dinamika pada penetapan Hari Jadi Kabupaten Tulungagung. Dia lantas menjelaskan lima tonggak sejarah ditetapkannya hari jadi kabupaten tersebut.
Pertama, kata dia, hari jadi daerah berjuluk Kota Marmer itu diperingati setiap tanggal 1 April, merujuk pada pembentukan Kabupaten Tulungagung di masa kolonial Belanda, yaitu 1 April 1924. Namun, pro dan kontra kemudian menyeruak.
Sebagian banyak berpendapat bahwa hari jadi yang ditentukan tidak boleh berdasarkan pada pemberian Belanda. Apalagi, Tulungagung sudah ada jauh sebelum kedatangan para penjajah. Pemkab Tulungagung akhirnya membentuk tim untuk melakukan penelitian tentang sejarah Kabupaten Tulungagung.
"Hari jadinya bukan dari pemberian Belanda, jauh dari situ dari hasil penelitian ada Prasasti Lawadan pada tahun 1205 masehi,” kata Bambang Karjono dikutip Viva Jatim pada Kamis, 10 November 2022.
Kedua, lanjut dia, beberapa daerah yang termasuk desa perdikan —dibebaskan dari pajak bumi, pajak penghasilan dan pajak pemotongan ternak— banyak sekali di Tulungagung. Desa tersebut beberapa di antaranya di Kecamatan Sendang, Rejotangan, dan wilayah Kalangbret.
Di wilayah Kalangbret, banyak kalangan resi-resi yang menjadi guru dewa-dewa. Sehingga ada situs makam orang tuanya Ken Dedes yang terkenal bergelar Batharaguru. Lalu, dalam Prasasti Mulamurung disebutkan sebelumnya adalah gurunya para ksatria dan raja-raja.