Kisah Adit Putus Sekolah karena Rawat Ayah dan Ibunya yang Stroke bikin Mas Dhito Tergerak

Adit dan orang tuanya saat dikunjungi Pemkab Kediri.
Sumber :
  • Prokopim Pemkab Kediri

Kediri, VIVA Jatim – Kisah bocah bernama Aditya Daiva Ardhani yang terpaksa putus sekolah karena merawat kedua orang tuanya yang stroke membuat Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito terpanggil. Ia pun menerjunkan empat organisasi perangkat daerah (OPD) untuk membantu Adit dan keluarganya.

Baznas Kediri Lampaui Target ZIS Rp7,4 Miliar, Mas Dhito Ingin Sinkronisasi dengan Pemkab

Adit adalah bocah berusia 13 tahun. Sehari-hari ia dan ayah serta ibunya, Priyanto (48 tahun) dan Samini (39 tahun), tinggal di sebuah rumah di Dusun Kuningan, Desa Tiru Kidul, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Karena kedua orang tuanya stroke, bocah Kelas VII SMP itu pun tak melanjutkan sekolah. 

Semula, keluarga Adit tidak terdeteksi karena sebelumnya mereka tinggal di Kabupaten Blitar. Cerita hidupnya kemudian viral di media sosial setelah videonya saat merawat kedua orang tuanya yang stroke terunggah di medsos. Cerita hidupnya kemudian diketahui oleh Bupati Mas Dhito dan ia tergerak untuk membantu Adit dan keluarganya.

Bupati Kediri Ajak Gen Z Bijak Manfaatkan Teknologi dan Cegah Pernikahan Dini

Ada empat OPD digerakkan Mas Dhito untuk membantu Adit. Yakni Dinas Pendidikan, Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim), Dinas Sosial, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri. Mas Dhito ingin segala kebutuhan Adit dan keluarganya bisa terpenuhi, terutama soal pendidikannya.

"Kami menindaklanjuti apa yang diperintahkan oleh Mas Bup (Mas Dhito), pertama kita memastikan keberadaan warga kami. Sebab keluarga ini (status kependudukannya) masih tercatat di Blitar," kata Camat Gurah, Moch Imron saat mengunjungi rumah Adit, Senin, 13 Mei 2024.

Mas Dhito di HUT ke-52 PDI Perjuangan: Buktikan Solid Tiga Pilar

Setelah dilakukan peninjauan lapangan, Adit beserta keluarga menginginkan pindah kependudukan menjadi Warga Kabupaten Kediri sekaligus pindah di SMPN Plosoklaten 1, sekolah terdekat dari rumah yang ditempati saat ini. 

Menanggapi keinginan Adit, Kepala Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Fadeli, berupaya mengurus perpindahan Adit agar bisa kembali menempuh pendidikan di sekolah yang diinginkan. Tak berhenti di situ, ke depan Dinas Pendidikan berupaya memfasilitasi sekolah Adit. 

"Dinas Pendidikan memastikan mutasi anak tersebut (Adit) dari SMPN 2 Blitar ke SMPN 1 Plosoklaten. Sementara perihal beasiswa, kita usulkan melalui Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA)," ujar Fadeli.

Dalam kunjungan pagi itu, diketahui kondisi rumah yang ditempati Adit bersama kedua orang tuanya kurang layak. Meski bangunannya sudah permanen, sebagian rumahnya tanpa atap, dan beberapa ruang mengalami kerusakan. 

Terkait rehabilitasi rumah tersebut, Dinas Perkim akan bekerja sama dengan pihak desa untuk segera melakukan pembenahan berkala. Menurut Kepala Bidang Kawasan Permukiman Ainur Rozi, dalam waktu dekat pihaknya bersama pemerintah desa setempat akan memperbaiki atap rumah tersebut.

"Kita akan koordinasikan dengan pihak desa, dalam jangka dekat, prioritasnya merehab atap rumah," terangnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Mas Dhito juga menerjunkan petugas kesehatan untuk mengecek kondisi kesehatan kedua orang tua Adit. Selanjutnya, Pemkab Kediri bakal memberikan pendampingan kesehatan terhadap keluarga tersebut.

Sedangkan Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kediri Ariyanto menerangkan, pihaknya langsung memberikan bantuan sembako. Ke depan, kepesertaan jaminan sosial yang dimiliki Adit dan keluarganya juga akan dipadankan dari kota asalnya. Sebelum itu diproses pemindahan administrasi kependudukan. 

“Setelah data kependudukannya sudah Kabupaten Kediri, nanti kita akan padankan. Kita akan koordinasi dengan Pemkot Blitar dan Kementerian Sosial supaya beliau tetap mendapatkan program bantuan tersebut," papar Ariyanto.