Kisah Penjual Kerupuk di Mojokerto Naik Haji Setelah 12 Tahun Menabung
- Viva Jatim/M Lutfi Hermansyah
Mojokerto, VIVA Jatim – Kesabaran Misbkhul Munir (62) untuk menunaikan ibadah haji akhirnya terbayarkan. Ikhtiar menabung 12 tahun mengantarkan penjual kerupuk keliling ini bersama sang istri ke tanah suci.
Memiliki keterbatasan ekonomi, Munir berhasil mengumpulkan uang selama 12 untuk pergi haji. Ia semangat bekerja keras menjadi kepala keluarga dan menabung untuk menjalankan rukun Islam kelima.
Sehari-hari, warga Desa Modongan, Kecamatan Sooko, Mojokerto ini berjualan kerupuk dari satu kampung ke kampung lain yang tak begitu jauh dari rumahnya. Ia berjualan kerupuk dengan mengendari motor mulai pukul 06.00 - 10.00 WIB dan 16.00 - 18.00 WIB.
“(Jualan kerupuk) Sejak tahun 2009, dulu pakai sepeda pakai sepeda onthel. Terus tahun 2020 ada peningkatan pakai sepeda motor,” katanya kepada VIVA Jatim saat ditemui di kediamannya, Jumat, 10 Mei 2024.
Dari berjualan kerupuk, Munir bisa mengantongi keuntungan sekitar Rp 100 - 200 ribu per hari. Dalam sebulan, ia mempu memperoleh Rp 3 juta. Sekitar akhir tahun 2011, ia memutuskan untuk mendaftar haji bersama istrinya, Nur Khoirina (61), di KBIH Uluwiyah. Sebab, saat itu ia mendapat tawaran dana talangan untuk uang muka daftar ibadah haji dari KBIH tersebut.
“Daftar 2 orang karena agak ringan kalau talangan. Rp 30 juta satu orang. Jadi Rp 60 juta dua orang, saya sama istri. Kalau bukan dana talangan Rp 25 juta satu orang,” ungkapnya.
Dari penghasilan jualan kerupuk itulah ia menyisihkan untuk pergi haji bersama istrinya. Sementara, hasil dari pekerjaan istrinya yang berjualan rempah-rempah di pasar digunakan untuk menopang kebutuhan sehari-hari.