Kisah Penjual Kerupuk di Mojokerto Naik Haji Setelah 12 Tahun Menabung
- Viva Jatim/M Lutfi Hermansyah
Meski demikian, hasil kerja keras pasangan suami istri ini bisa juga untuk menyekolahkan kedua anaknya. Beruntung, berkat kegigihannya kedua anaknya pun tamat sekolah wajib belajar 12 tahun.
“Saya kumpulkan dikit demi sedikit untuk bayar ke KBIH. Dapat hasil segitu, saya sisihkan Rp 100 ribu setiap hari. Rp 100 ribu itu harus buat nabung, terus misalkan ada sisa lagi Rp 20-30 ribu itu buat keluarga. Istri yang membagi uang untuk kebutuhan sehari-hari, menabung, dan sekolah anak. Makan sederhana, pokoknya tidak sampai kehabisan,” terang Munir.
Munir bersama istrinya awalnya dijadwalkan berangkat tahun 2022. Karena pandemi COVID-19, keberangkatannya ditunda hingga 2027. Namun, tak disangka ia lebih cepat berangkat haji tahun ini.
Mendapat kabar tahun ini dijadwalkan berangkat ke tanah suci, Munir sempat kaget. Sebab, dirinya masih belum melunasi cicilan biaya haji yang bertahap disetorkan ke KBIH.
“Bulan Januari (2024) dapat kabar akan berangkat tahun ini. Saya kaget masih kurang Rp 30 jt. Saya mikir-mikir dan tanya ke istri, ada uang berapa sih kalau berangkat sekarang,” selorohnya.
Ia pun berfikir keras untuk melunasi biaya haji yang kurang separuh itu. Berkat kegigihannya bekerja, akhirnya ia dapat melunasinya. “Ada saja rezeki, seakan akan kita dapat anugerah. Mimpi ada sinar yang cerah. Saya yakin jalan keluar ada. Ada uang langsung saya bayar ke KBIH,” tandas Munir.
Munir bersyukur cita-cita untuk menjalankan ibadah haji yang dimilikinya bersama sang istri tercinta bakal segera terwujud. Dia masih tidak percaya akan melaksanakan ibadah haji.