Mengintip Ritual Memandikan Patung Buddha Tidur Terbesar di Indonesia Jelang Waisak

Patung Buddha Tidur Terbesar di Indonesia di Maha Vihara Majapahit Trowulan, Mojokerto
Sumber :
  • VIVA Jatim/M Luthfi Hermansyah

Hari Raya Waisak tahun 2568 Buddhis Era atau 2024 Masehi jatuh pada 23 Mei mendatang. Detik-detik Waisak tepat pukul 21.15 WIB. Tahun ini, Waisak mengusung tema 'Keharmonisan Merupakan Hidup Berdampingan dalam Berbangsa'. Perayaannya nanti didahului dengan prosesi pradaksina.

Tingkatkan Sumber Daya Manusia, Dinas Pendidikan Gresik MoA dengan Unesa

"Kemudian dilanjutkan doa-doa agama Buddha sambil menunggu detik-detik Waisak pukul 21.15 WIB," tandasnya.

Untuk diketahui, patung Buddha tidur ini dibangun untuk menghormati Guru Agung Buddha, Siddhartha Gautama. Dibangun pada 1993 oleh seniman asal Solo, Jawa Tengah, dengan dibantu seniman lokal asal Kecamatan Trowulan.  Sosok Buddha Mahaparini Bana bukan dalam posisi tidur, melainkan dalam kondisi saat Sidharta wafat.

Kata Pemerhati Anak soal Aspek Hukum Kasus Asusila Guru dan Siswa di Gorontalo

Sedangkan pengecatan dilakukan pada 1999 dengan warna keemasan. Warna itu dianggap sebagai warna dari segalanya. Meski berwarna emas, patung ini terbuat dari cor beton. Sedangkan di bagian bawah patung, terdapat relief-relief yang menggambarkan kehidupan Buddha Gautama.

Yakni, hukum karmaphala dan hukum tumimbal lahir. Sariyono menjelaskan, patung Buddha tidur ini adalah sosok Siddharta Gautama atau Budha Gautama, yang lahir dengan nama Siddharta Gautama di Taman Lumbini, India, sekitar tahun 623 sebelum masehi (SM). Dia merupakan putra mahkota dari Kerajaan Kosala. Yaitu kerajaan kuno di India.

7 Hari Tak Ada Perbaikan, PAPBD 2024 Bisa Dilaksanakan

Siddharta lantas mendapatkan pencerahan di hutan gaya saat bertapa di bawah pohon bodhi tahun 588 SM. Sang Buddha wafat di usia 80 tahun di Kusinara, India. Peristiwa kelahiran mendapatkan pencerahan dan wafatnya sang Buddha rutin diperingati sebagai Hari Raya Waisak.