Teruskan Sang Bapak, Begini Cerita Agung Triono Hapus Perusakan Ekosistem Laut Lenggoksono

Agung Triono memegang terumbu karang buatan
Sumber :
  • KBA Lenggoksono Malang

Kegiatan konservasi pantai dan laut di Pantai Lenggosono ini dilakukan sejak tahun 2010, dan berjaln hingga hari ini. Awalnya, Agung tidak berekspektasi tinggi, yang terpenting ada masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Salah satu kegiatan mereka adalah menanam terumbu karang. Beberapa tahun berjalan, kelompok konservasi itu mendapatkan bantuan dari Dinas Kelautan, yakni hibah untuk membuat terumbu karang buatan yang terbuat dari semen dari pasir terumbu karang.

Melalui Rumah Ceria Medan, Yuli Yanika Perjuangkan Pendidikan Setara bagi Anak Difabel

Pada tahun 2014, mulai ada mahasiswa yang magang. Mahasiswa membantu Agung dalam mempromosikan wisata bahari itu. Kebetulan sinyal di desa sudah ada sehingga promosi bisa melalui media sosial, “waktu itu hanya facebook.” 

“Waktu itu teman-teman KKN bilang, Mas Agung mari kita bantu untuk up [promosi]. Dari situ, wes mulai, wes mulai banyak yang datang, ya awalnya 100, 200, kemudian ribuan hingga tahun 2017. Gila banget itu, gak kebayang desa saya yang awalnya tidak dikenal orang, kemudian hari ini orang dari mana-mana pada datang mas, baik bule maupun orang lokal sendiri,” ceritanya penuh semangat.

Permintaan Eksportir Ikan Mas Koki Capai 60 Ribu Ekor di DSA Wajak Lor Tulungagung

Sebelum resmi bergabung ke Astra pada tanggal 27 Juli 2021, Pantai Lenggoksono sudah ada. Agung bersama masyarakat berangkat dari nol dalam memperbaiki ekosistem di pantai. “Kami berangkat dari nol, dari kepedulian masyarakat terhadap kondisi ekosistem di pantai yang rusak dan hancur, karena sebelum kami melakukan tindakan konservasi dan perlindungan dari ilegal fishing itu, pantai kami hancur, dibom, dan dipotasium. Orang nge-bom itu cari ikan dengan cara meledakkan laut, gila banget di Malang Selatan itu, apalagi di tempatku. Dari situlah, kami sudah bertekad wes, berkomitmen untuk menyelamatkan ekosistem yang ada. Ternyata dampaknya ke pariwisata dan ekonomi masyarakat.”

Tahun 2017, pria yang mendapat penghargaan sebagai Local Champions Astra itu menjadi titik ia mengenal PT. Astra International tbk. “Saya dulu mikirnya kan astra itu sebuah perusahaan, tidak tahu dalamnya sepertinya apa. Saya gak pernah searching dan browsing. Maksudnya, ngapain juga tahu tentang Astra kan. Tak pikir hanya perusahaan onderdil, perusahan yang gede banget bisnisnya. Ternyata saya salah menilai Astra. Di dalamnya itu gila banget programnya, mulai dari mendampingi masyarakat, menggali potensi pemuda, kemudian semuanya diberdayakan oleh Astra, pokokonya pesat banget astra perkembangnya.” 

Cerita Pak Minto tentang Ekspor Ikan Mas Koki Capai 60 Ribu Ekor di DSA Wajak Lor Tulungagung

Perkenalannya Agung dengan Astra berkat info dari mahasiswa yang dulu pernah magang di Lenggoksono. Awalnya, Agung direkomendasikan untuk mendaftar Satu Indonesia Award sampai ia menjadi finalis juara dua. Hingga pada tahun 2020, Agung dihubungi oleh salah satu tim Satu Indonesia Award, ia memperkenalkan diri dan berkata. “Mas agung akan tergabung dalam Satu Indonesia Award tingkat provinsi angkatan 2017-2020. Nanti setnya gini, Mas Agung. Banyak program-program yang sudah kita buat untuk propinsi kan, Astra itu akan berkelanjutan. Dia cerita, kami tidak akan meninggalkan finalis yang pernah menjadi bagian dari kami. Aku kaget kan, ya ampun kok masih diingat. Tahun 2020, aku dimasukkan ke dalam Satu Indonesia Award tingkat provinsi. Lah ternyata ada informasi di sana, bahwa bagi teman-teman yang ingin mengembangkan kampungnya dalam program Kampung Berseri Astra silahkan daftar dan ada seleksinya.”

“Akhirnya ikut. Aku pun tidak terlalu berpikir untuk menang. Namun aku belajar persyaratan untuk ikut KBA. Nah, tak pikir gampang, ternyata susah. Kita disebutnya sebagai Ketua Kampung Berseri Astra,” lanjutnya.

Halaman Selanjutnya
img_title