Pencak Dor Tetap Lestari di Kediri, Budaya dan Seni dari Pesantren

Suasana Pencak Dor di Lapangan Aula Muktamar Pondok Lirboyo Kediri
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

JatimPencak Dor, begitu orang Kediri dan sekitarnya menyebutnya. Sebuah pertandingan tarung bebas di atas ring yang terbuat dari bambu. Kesenian ini lahir di lingkungan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur yang masih eksis hingga kini.

Alami Luka Dalam, Satu Pelajar Tulungagung Meninggal Usai Latihan Silat

Kata Pencak berarti gerakan pencak silat yang dipakai petarungnya, sementara Dor berasal dari alat musik jidor yang digunakan untuk mengiringi jalannya pertandingan. 

Uniknya, selama pertandingan berlangsung, petarung akan diiring dengan bacaan Salawat Badar dan seni musik jidor. Selain untuk meredam emosi, salawat juga berfungsi untuk menegaskan identitas Pesantren Lirboyo yang merupakan asal dari bela diri ini.

Persiapan Kejurprov Pagar Nusa Jatim di Tulungagung Sudah 80 Persen

"Digelar ya sudah tidak bisa dihitung, karena sudah terjadi sejak sebelum penjajahan. Bahkan ketika Jepang menduduki Indonesia itu sempat diwadahi," ungkap Ketua Yayasan Ma'sum Jauhari, Ali Salim Kambuna Assegaf saat dikonfirmasi, Senin 19 Desember 2022.

Beberapa waktu lalu Pencak Dor berlangsung di Lapangan Aula Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Ribuan peserta dan penonton memadati lokasi Pencak Dor demi menyaksikan acara tahunan tersebut.

Tugu Silat di Tulungagung Ditertibkan: Satu Hari Satu Desa Selesai

"Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar karena sportivitas selalu dijunjung tinggi di atas ring bambu Pencak Dor. Jumlah peserta ada ribuan yang berasal dari berbagai daerah di Karisidenan Kediri," jelasnya.

Ia juga tidak hafal persis kapan dimulainya Pencak Dor. Ditaksir sudah 80 sampai 90 kali. Sebab, Pencak Dor dilakukan setiap tahun. Dibuat pada waktu haflah akhirussanah yang selalu disambut antusias masyarakat umum.

Halaman Selanjutnya
img_title