Berbagi Kehidupan Lewat Trombosit, Kisah Inspiratif Nurirwansyah Putra
- Istimewa
Karena kebutuhan trombosit yang mendesak, komunitas ini menggunakan sistem stand by, mengingat trombosit hanya bertahan satu hingga dua hari.
Seluruh darah yang didonorkan diberikan secara cuma-cuma. Bahkan kebutuhan nutrisi untuk memulihkan kondisi fisik setelah donor ditanggung sendiri oleh pendonor.
Komunitas ini murni berbasis sukarela, dengan dukungan dari iuran anggota untuk biaya operasional. Nur berharap semakin banyak orang bergabung sehingga intensitas donor bagi anggota dapat dikurangi dari dua minggu sekali menjadi sebulan sekali.
”Kalau di kami, hitung-hitungannya dengan Yang di Atas saja (gratis),” tuturnya.
Selain memberikan donor trombosit, komunitasNur juga aktif mendonasikan plasma konvalesen bagi pasien Covid-19 dengan gejala berat selama pandemi, mengingat sebagian anggota komunitas adalah penyintas Covid-19.
Bagi Nur, memberikan pertolongan bagi yang membutuhkan adalah kebahagiaan tersendiri. Komunitas ini melampaui sekat agama dan ras, dengan satu kesepakatan: kemanusiaan.
”Kami nggak pernah berbicara ras. Itu yang paling enak. Pendonor kami lintas agama. Semua sepakat kemanusiaan,” ujarnya.