Menilik Pandai Besi di Mojokerto Warisan Mpu Supo yang Nyaris Punah
- M. Lutfi Hermansyah
Dalam sehari, mampu menyelesaikan 7-9 bilah pisau, sabit dan bendo. Terkadang ia juga menerima pesanan pembuatan cangkul.
Tidak hanya menerima pesanan perkakas saja, ia juga bisa mereparasi perkakas yang rusak atau patah milik para pelanggan.
Setiap karya dijual dengan harga bervariasi. Harga kepada perorangan lebih mahal dibanding pedagang. Kepada pedagang, sebilah bendo dipatok Rp 60-65 ribu, sabit Rp 70-75 ribu, pisau Rp 35-50 ribu. Sedangkan untuk perorangan, sebilah bendo Rp 100 ribu dan sabit Rp 90 ribu.
“Kalau cangkul macam-macam, cangkul biasa paling mahal Tp 150. Kalau cangkul buatan caroban sampai Rp 300 ribu,” terangnya.
Sulton memilih bertahan dengan menggunakan peralatan tradisional demi menjaga kualitas karyanya. Sebab, bila menggunakan peralatan modern hasilnya tidak awet.
“Lainnya (peralatan modern) dari segi bentuk memang sama, pembuatannya lebih cepat, cuma kualitasnya kalah. Terkadang cepet kropos,“ bebernya.
Sulton mengaku sudah waktunya pensiun. Tetapi, dirinya merasa tak enak menganggur. Bahkan, selepas pukul 14.00 WIB, ia masih melanjutkan aktivitasnya ke sawah.