Ojung di Madura, Peresean di Lombok
- Viva.co.id
“Ketika akhirnya Belanda berhasil menaklukkan dan mengusir Bali dari Lombok, alih-alih mengembalikan kekuasaan bangsawan Sasak terhadap Lombok, mereka menjadi penjajah baru terhadap Sasak,” ulas Erni.
Tari Peresean bisa jadi terinspirasi dari sejarah perlawanan orang Sasak terhadap penakluk asing tersebut. Di Pulau Madura, ada kesenian adu jantan yang mirip dengan Peresean. Namanya Ojung. Bedanya, Ojung biasa dimainkan saat kemarau panjang, sebagai tradisi memanggil hujan.
Entah mana yang memengaruhi terlebih dahulu pada Peresean dan Ojung, orang Sasak atau Madura. Yang jelas, merujuk pada penjelasan Erni, bisa jadi dahulu orang Madura juga kerap bepergian ke Lombok seiring penaklukan penguasa Jawa selama berabad-abad, Kerajaan Majapahit dan dilanjutkan Kesultanan Islam. Sebab, secara administrasi Madura masuk dalam wilayah dua emperium tersebut.
Ojung adalah permainan adu jantan dengan menggunakan rotan sebagai alat pemukul, di Madura disebut manjhelin. Sementara tameng sebagai penangkis menggunakan kain goni yang diikatkan ke sekujur lengan pemain. Bagian kepala pemain juga menggunakan kain goni yang dipola seperti helm.
Sama seperti Peresean, permainan Ojung juga diiringi musik ala Madura. Alat musiknya juga gamelan. Terkadang menggunakan alat musik tradisional bernama tongtong. “Sampai sekarang tradisi Ojung masih lestari di Sumenep,” kata budayawan Madura, Tajul Arifin.
Dia menjelaskan, Madura memang memiliki keterkaitan sejarah dengan Lombok, terutama dalam hal penyebaran agama Islam. Sekitar abad ke-14, terang Tajul, seorang ulama dari Pulau Sapudi (masuk wilayah administrasi Sumenep) bernama Sunan Manyuran merantau dan menyebarkan agama Islam di Lombok. Sunan Manyuran adalah putra dari Fadhal Assamarqandy atau Sunan Lembayung.
Penyebaran agama Islam yang dilakukan Sunan Manyuran berpusat di wilayah Mandalika, Lombok Tengah. Karena itu, papar Tajul, Sunan Manyuran juga dikenal dengan sebutan Sunan Mandalika. “Kalau di Lombok ada tradisi yang mirip dengan Madura, itu wajar,” katanya.