Hendro Sang Pionir Pendidikan Robotika, Sukses Cetak Siswa Juara Internasional
- Ibnu Abbas/Viva Jatim
Kendati begitu, Hendro tak putus asa. Ia kembali mencari seorang pelatih dari PENS. Kepada sejumlah pihak di PENS ia berdiskusi dan menyampaikan maksud dan tujuannya mencari pelatih bidang robotika. Yakni untuk mengangkat nama lembaga yang saat ini terancam tutup karena kurangnya peminat.
"Saya kemudian menemukan seorang trainer (pelatih). Saya kasih target dalam kurun waktu tertentu bisa menjadikan siswanya juara di ajang perlombaan robotika. Ia pun sanggup akhirnya kita diskusi, kita tata semuanya, programnya, anggarannya, semuanya," tambahnya.
Masih melekat kuat dalam memori ingatan Hendro, kala itu hanya ada 8 orang siswa yang ia bimbing bersama pelatih. Tekad besar dan usaha keras yang terus digelorakan akhirnya membuahkan hasil. Pada ajang lomba pertama kali yang diikuti, yakni ITS Ekspo tahun 2012 berhasil meraih juara 1.
"Saat itu kami ciptakan Robot Cleaner Pemungut Sampah. Robot pembersih. Jokinya, konsepnya, dan rangkaiannya dari siswa. Saya bersama pelatih hanya membatu di idenya saja. Di tahun itu pula kita kembali ikut event dan Alhamdulillah juara," ujarnya.
Capaian prestasi itu, bagi Hendro adalah capaian luar biasa. Hasil dari kerja keras dan tekad besarnya bersama tim dalam mencetak siswa handal di bidang robotika.
Di tahun 2014, Hendro kembali melakukan terobosan yang terbilang nekad. Ia memberanikan diri mendaftarkan siswanya untuk ikut ajang tingkat internasional pertama kali di Beijing, China. Berbagai persiapan ia lakoni penuh serius. Sampai-sampai mendatangi orangtua siswa meminta dukungan dari mereka untuk bersama-sama mengangkat eksistensi SMP Islam Al-Azhar 13 Surabaya.
"Saat itu ada 3 anak yang siap ikut ke Beijing, kemudian saya kasih ide, karena lombanya robot inovatif, maka saya kasih ide membuat robot penyiram air. Kemudian anak-anak setuju, kita rancang bersama pelatih. Kita berhasil dan meraih spesial award di sana. Hingga banyak media yang meliput karena prestasi yang ditorehkan sangat membanggakan," paparnya.
Dari saking seringnya mengikuti ajang perlombaan, sampai-sampai melekat dalam benak masyarakat dan publik bahwa SMP Islam Al-Azhar 13 Surabaya lumbungnya siswa pakar robotika. Bahkan bila ada ajang perlombaan dan yang jadi peserta adalah siswa Hendro, masyarakat sudah meyakini merekalah pemenangnya.
"Nah di sini saya bersama tim merasa berhasil membentuk mindsett masyarakat tentang sekolah kami yang dulunya nyaris tutup. Sejak saat itu banyak siswa yang mendaftar ke sekolah kami hanya karena ingin belajar tentang robotika," ungkapnya.