Kelainan Refraksi kian Masif, LASIK Course NEC Asah Kompetensi Dokter Mata
- Istimewa
Surabaya, VIVA Jatim – Data World Health Organization (WHO) menyebut bahwa sebanyak 2,2 miliar orang di dunia tengah mengalami gangguan penglihatan. Hal ini disebabkan oleh kelainan refraksi yang tidak terkoreksi. Seperti mata minus (Myopia), mata plus (Hypermetropia), Silinder (Astigmatisme), dan mata tua (Presbyopia).
Tidak terkecuali di Indonesia, penderita mata minus (Myopia) terus mengalami peningkatan secara signifikan. Masifnya penderita kelainan refraksi ini kian membutuhkan keberadaan dokter spesialis mata yang memadai dan berkualitas.
National Eye Center (NEC) menyadari betul problematika tersebut. Lewat program tahunan LASIK Course, salah satu cabang klinik milik Eyelink Group di Surabaya, NEC berupaya meningkatkan kompetensi dokter spesialis mata. Agar bisa lebih maksimal dalam menangani kelainan refraksi.
LASIK Course merupakan platform unggulan bagi para dokter mata untuk meningkatkan kompetensi dalam bidang koreksi penglihatan berbasis Laser Vision Correction (LVC). Tentu dengan pendekatan yang mendalam dan bersertifikasi dari kementerian kesehatan (SKP).
NEC tingkatkan kompetensi dokter mata lewat LASIK Course
- Istimewa
Ketua Pelaksana LASIK Course, dr. Irma A. Pasaribu, Sp.M, mengatakan, program ini menyoroti pentingnya teknologi LVC, salah satu metode paling dicari masyarakat untuk membantu membebaskan dari kelainan refraksi dan juga kacamata selamanya.
“Acara ini dirancang untuk mempersiapkan dokter mata dalam menangani kasus meningkatnya prevalensi kelainan refraksi seperti miopia (mata minus), dengan meningkatkan kompetensi di bidang koreksi penglihatan berbasis laser,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Viva Jatim, Minggu, 8 Desember 2024.