Pemda Dinilai Punya Peran Sangat Penting dalam Pembangunan Jargas Rumah Tangga
- Rahmat Fajar
Surabaya, VIVA Jatim-Anggota Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Wahyudi Anas mengatakan peran Pemerintah Daerah (Pemda) sangat penting dalam pembangunan jaringan gas (Jargas) rumah tangga. Menurut Wahyudi sejauh ini realisasi pembangunan Jargas belum terpenuhi.
Kontribusi Pemda, kata Wahyudi, diharapkan bisa mempermudah perizinan. Selain itu juga bisa mengeluarkan intruksi kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk ikut membangun Jargas. Dengan begitu, Wahyudi meyakini Jargas rumah tangga akan semakin banyak.
"Atau masing-masing pemerintah daerah bisa mewajibkan pembangunan perumahan baru untuk melengkapi proyek mereka dengan fasilitas penyaluran gas bumi atau CNG. Dengan begitu, penyaluran gas bumi bisa lebih cepat," ujarnya saat kegiatan Leadership Forum PGN- PWI Jawa Timur di Surabaya, Kamis 27 Februari 2025.
BPH menyebut transisi energy dari LPG 3 Kilogram ke gas bumi masih jauh dari yang diharapkan. Hingga akhir 2024, jumlah sambungan rumah (SR) hanya mencapai 818 ribu sambungan. Hal itu masih jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 sebanyak 4 juta sambungan.
Wahyudi menuturkan pembangunan Jargas ini sejatinya masuk ke Proyek Strategis Nasional (PSN). Namun, pada kenyataannya realisasinya masih jauh dari rencana. Sehingga upaya untuk melakukan transisi energi dari LPG 3 Kg menuju gas bumi masih belum ideal. Sementara kebutuhan gas rumah tangga sangat besar.
Data Pemerintah Provinsi Jawa Timur menunjukkan, pemakaian gas untuk bahan bakar memasak menyerap 87,66 persen dari total bauran energi. Tempat kedua merupakan kayu bakar dengan kontribusi 11,5 persen. Sedangkan, kontribusi energi listrik, minyak tanah dan arang tak sampai satu persen meskipun digabungkan.
Hal tersebut menjadi dilema karena kebutuhan LPG yang bisa dipasok dari suplai domestik hanya mencapai 18 persen. Sisanya harus didapat dari impor. Kondisi tersebut membuat realisasi subsidi LPG 3 kilogram mencapai Rp 76,2 triliun.