Dinilai Mampu Tingkatkan Status Gizi Anak, Frisian Flag Dukung Program MBG
- Istimewa
Surabaya, VIVA Jatim-PT Frisian Flag Indonesia (FFI) berkomitmen untuk mendukung kesuksesan program prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran yakni Makan Bergizi Gratis (MBG). Bahkan FFI sudah memulai proyek percontohan yang mengadopsi semangat MBG dengan menyediakan makan bergizi gratis terhadap 10 sekolah dasar di sekitar pabriknya di Cikarang.
Pada Oktober 2024 FFI menggelar program uji coba dengan pemberian makanan bergizi bagi lebih dari dua ribu siswa di delapan SD dan dua SMP. FFI bekerjasama dengan Indonesia Food Security Review (IFSR) dan Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKM UI) untuk mengkaji pelaksanaan makanan bergizi gratis yang tepat sasaran.
Corporate Communication Manager FFI, Fetti Fadliah mengatakan uji coba yang dilakukan di Cikarang memasukkan minum susu sebagai bagian dari makan bergizi gratis. Ia mengeklaim hal tersebut mendapatkan respon positif dari siswa dan guru. Selain itu, klaim Fetti, anak-ana antusias untuk meminum susu.
"Melihat respon ini, FFI semakin yakin bahwa program MBG sangat bermanfaat dalam meningkatkan status gizi anak dan membangun Indonesia menjadi bangsa yang kuat. Hal ini sejalan dengan visi FFI ‘Nourishing Indonesia to progress’,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Senin, 17 Maret 2025.
Fetti menambahkan pemberian susu pada menu MBG dan dikonsumsi secara rutin dapat memenuhi kebutuhan gizi anak-anak. Pasalnya, berdasarkan survei terhadap 359 siswa yang mengikuti ujicoba MBG di Cikarang tersebut ditemukan mayoritas mereka kurang gizi. Selain itu, lanjut Fetti, FFI juga memberikan edukasi gizi dan manfaatnya bagi kesehatan siswa.
Wakil Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat (PKGM FKM) Universitas Indonesia, Prof. Sandra Fikawati mengaku telah mempunyai survei yang menunjukkan tingkat konsumsi susu di Indonesia masih rendah yakni 16 liter per kapita per tahun.
"Angka ini masih jauh dibanding negara-negara maju seperti Belanda yang sudah 250 liter per kapita per tahun,” katanya.
Prof Fika menjelaskan susu mengandung kalsium dan vitamin D yang sangat baik diberikan kepada anak setelah masa ASI eksklusif, balita, usia sekolah dan dewasa, bahkan hingga usia lanjut. Dari survei yang dilakukan, ia mendapatkan data bahwa balita yang kurang mengonsumsi susu berdampak pada stunting, pelambatan pertumbuhan, malnutrisi, hingga overweight di masyarakat kota.
“Makanan harus diberikan seimbang, tidak boleh berlebih atau kurang. Anak-anak membutuhkan protein berkualitas, karena dalam masih dalam masa pertumbuhan. Kebutuhan ini berbeda dari orang dewasa,” jelas Prof. Fika.
Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Jawa Timur, Cicik Swi Antika mengatakan program MBG bukan semata-mata untuk meningkatkan gizi. Menurutnya, MBG memiliki makna holistik yang memiliki irisan kuat dengan kesejahteraan masyarakat.
Ia menjelaskan ada sepuluh keunggulan program MBG. Di antaranya mendukung ketahanan pangan, membangun sustainable ecosystem dan memberikan pelatihan untuk peningkatan kapasitas.
"Menciptakan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan membuka peluang investasi untuk hilirisasi. Jadi tidak semata-mata memberi makan bergizi,” Cicik menegaskan.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, Luftil Hakim menambahkan kesuksekan program MBG sangat ditentukan oleh perencanaan matang, pelaksanaan fleksibel, dan pendanaan tepat sasaran. MBG, katanya adalah program positif dan sangat penting untuk diberikan.
"Tinggal evaluasi penyaluran logistiknya, distribusinya, hingga operasionalnya yang perlu kita benahi dan terus sempurnakan” kata Pak Item, sapaan akrabnya.
Pak Item mengungkapkan program serupa sudah diterapkan di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Finlandia, Denmark, Brasil, Jepang, Korea, dan India.