Kebiasaan Unik Nyethe pada Rokok dengan Kopi Ijo di Tulungagung
- Instagram @jemy.aelahh
Tulungagung, VIVA Jatim – Nongkrong ngopi sembari menghisap rokok menjadi pemandangan keseharian bagi masyarakat agraris. Kebiasaan tersebut ternyata menyimpan seni melukis pada batang rokok menggunakan ampas kopi, masyarakat Tulungagung menyebutnya dengan istilah 'Nyethe'.
Salah satu penikmat kopi dan Penggiat Nyethe, Mochamad Chuzaimi Mubarok menjelaskan Kopi Cethe muncul sekitar tahun 1980-an, di antara para petani di Tulungagung. Kala itu, para petani membuat lukisan-lukisan pada batang rokok selepas menikmati kopi. Cethe juga dikaitkan dengan tradisi ngrawit atau membuat hiasan batik yang rumit dan indah.
"Dulu untuk mengolah kopinya menggunakan deplok dan kopinya agak kasar. Kalau zaman sekarang, agak modern menggunakan alat gilingan dan kopinya bisa halus," ungkap Mochamad Chuzaimi Mubarok kepada VIVA Jatim, Rabu, 21 Juni 2023.
Kopi yang digunakan menurutnya dengan Kopi Ijo. Kopi Ijo seperti pada umumnya biji kopi, namun dalam proses penggilingan ditambahkan kacang hijau di dalamnya. Sehingga aroma yang muncul cukup khas, menjadi primadona bagi penikmat kopi.
Jemy, sapaan akrab Mochamad Chuzaimi mengaku, masuk di dunia perchetean sejak di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sedangkan untuk masuk di dunia perlombaan cethe sejak dirinya kuliah.
Basicnya ia memang sedari dulu menggambar sedari kecil masuk Taman Kanak-kanak (TK). Ia kerap mengikuti lomba mewarnai di waktu TK. Berlanjut di Sekolah Dasar (SD) terus menggambar, lalu di Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah mengikuti lomba kaligrafi.
Jemy pernah disuruh gurunya menggambar ditembok dan nyethe di batang rokok. Meskipun demikian, hasil chete kala itu masih gambaran biasa. Hingga akhirnya dirinya di bangku kuliah terjun di bidang chete.