Ikuti Festival Layang-layang di Gresik, Tim Naga Wingit Tuban Optimis Juara
- Tofan Bram Kumara/Viva Jatim
Gresik, VIVA Jatim - Festival layang-layang digelar di Desa Dohoagung, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Minggu, 17 September 2023. Berbagai jenis kreasi layang yang dilombakan, mulai dari layangan bentuk naga hingga layangan biasa.
Festival yang digelar di tengah-tengah sawah ini diikuti puluhan peserta dari dalam dan luar negeri sehingga menjadi tontonan yang menarik. Tak hanya bagi warga Desa Dohoagung dan warga Kecamatan Balongpanggang saja, tapi juga pengunjung dari luar Kabupaten Gresik.
Salah satu peserta lomba festival layang-layang, Isdi yang juga ketua perkumpulan layang-layang Naga Wingit asal Tuban mengaku tertarik mengikuti festival ini. Apalagi tahun 2022 lalu, timnya menjadi juara harapan kategori layangan naga.
"Ini lomba berbeda dengan tahun 2022 lalu, jadi kami tertarik mengikuti. Kami ingin mengulang sukses seperti tahun lalu yang bisa menyabet juara harapan 1. Kali ini kami optimis bisa juara lagi," katanya.
Apalagi lanjut pria 40 tahun ini, festival yang digelar di Desa Dohoagung ini berskala nasional dan melibatkan peserta dari mancanegara, sehingga akan berusaha menampilkan yang terbaik.
Dengan pengalaman mengikuti festival layang-layang di berbagai tempat, seperti di Kota Blitar, Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Kediri akan sangat membantu bagaimana agar bisa menjadi juara.
"Setelah mendapat undangan festival, dan ada peserta dari luar negeri, kami sangat antusias. Layangan yang kami kreasi juga baru. Ditambah pengalaman kami banyak, telah mengikuti festival layang-layang di beberapa Kota," jelas Isdi.
Khusus pada festival layang-layang di tempat ini, ia dan timnya sudah menyiapkan membuat layang-layang seindah mungkin, hingga memakan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan layangan yang diikutkan lomba pada festival ini.
"Kami memilih bahan layangan dari kain, kepala naga dari spon, kemudian kami cat akrilik. Dengan bahan kerangka daei fiber. Proses pembuatan butuh 6-8 bulan, tapi tergantung motif, semakin rumit semakin lama pembuatan. Seperti layangan naga ini," jelas Isdi.
Dari pengalaman itu, biasanya yang terpilih menjadi juara akan dinilai dari beberapa faktor, seperti keseimbangan layang-layang saat di udara, keindahan dan kerumitan desain dari layangan.
"Penilaian lomba biasanya dinilai dari keseimbangan layangan di udara, keindahan, kerumitan dari layangan itu sendiri. Lalu, waktu biasanya di batasi 10 menit bagi satu peserta," tutup Isdi yang di dampingi sebelas anggotanya.