Sempat Direvitalisasi, Kondisi Bunker Tegalsari Surabaya Kini Tak Terurus

Bunker di belakang Polsek Tegalsari Surabaya terbengkalai.
Sumber :
  • Viva Jatim/M Dofir

Surabaya, VIVA JatimBunker yang terletak di belakang kantor Polsek Tegalsari sempat direvitalisasi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya di tahun 2020 hingga 2021. Kini kondisi bangunan peninggalan kolonial Belanda itu nampak tak terurus.

Jutaan Batang Rokok Ilegal Gagal Tembus Suramadu dari Madura ke Surabaya

Meski cat dominan putih yang melapisi dinding bangunan terlihat baru. Pelataran gedung dipenuhi dedaunan kering yang berserakan. Ketika diintip melalui lubang pintu utama yang terbuat dari baja kuno dan terkunci dari luar, perabot gedung di dalam bunker juga kesannya berdebu.

Sutris, seorang pedagang kopi yang berjualan di utara bunker menuturkan, semenjak direvitalisasi beberapa tahun lalu, bangunan yang dulunya dijadikan benteng pertahanan penjajah itu nyaris tidak ada aktivitas sama sekali.

Kota Lama Jadi Magnet Wisata, Pemkot Surabaya dan Swasta Kompak Jaga Lingkungan

"Dulunya waktu masih baru [direvitalisasi] sempat ramai. Sekarang sepi, jarang dibersihkan," ucapnya, Kamis, 16 Mei 2024.

Pun dengan Ruji, tukang tambal ban asal Sampang membenarkan jika bunker nampak terlantar. Padahal kata dia, pemerintah kabarnya hendak merestorasi cagar budaya tersebut menjadi perpustakaan.

Gelar Lomba Bercerita Surabaya, Cara Pemkot Promosikan Wisata Kota Lama

"Sudah empat tahun rencananya sampai sekarang dibiarkan begini," akunya.

Bunker Tegalsari diperkirakan berdiri tahun 1920. Tempat ini diduga dijadikan tentara Belanda sebagai sarana pertahanan, perlindungan hingga pengintaian untuk mengantisipasi pecahnya perang setelah perang dunia pertama berakhir. Karena pada bagian atap yang berbentuk segi delapan terdapat lubang untuk melihat ke luar.

Di dalam bunker ditemukan pipa saluran yang terbuat dari beton berdiameter satu meter. Letaknya di utara bunker.

Terdapat dua bunker di belakang Polsek Tegalsari dengan rupa berbeda. Satu bunker berbentuk bundar mirip gudang, satu lagi mirip lorong menuju bawah tanah berjarak lima meter.

Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi kreatif dan UKM Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya kemudian merestorasi bunker menjadi ruang publik. Yakni co-working, perpustakaan dan sentra UKM.

Sayangnya misi tersebut belum sepenuhnya berhasil. Kini bunker nampak terbengkalai dan sepi dari kegiatan masyarakat.