Pemkab Kediri Realisasikan Puluhan Pompa Submersible bagi Petani

Hamparan padi di Desa Pandansari, Purwoasri, Kabupaten Kediri.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Kediri, VIVA Jatim – Pertanian selalu membutuhkan irigasi yang berupa air untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan padi. Kondisi pertanian wilayah Kediri banyak yang kekurangan air sehingga hanya menanam padi sekali. Hal tersebut membuat Pemerintah (Pemkab) Kediri merealisasikan adanya pompa untuk petani.

Gali Sumur, Pekerja Temukan Goa di Bawah Rumah Warga Lamongan

Melalui dinas terkait, total Pompa Submersible selama kepemimpinan Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana ada sekitar 300an unit. Pompa Subersible sampai dengan tahun kemarin ada 110 unit yang teridentifikasi melalui APBD Pemkab Kediri.

Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kediri, Arahayu Setyo Adi mengatakan jumlah tersebut bisa lebih karena di lapangan masing-masing desa ada yang membuat sendiri melalui dana desa.

Maling Outdoor AC Gentayangan di Surabaya, Aksinya Terekam CCTV

"Jumlahnya bisa lebih. Data Dinas Pertabun dari anggaran pemkab 310 unit A untuk submersibel. Tahun ini kita ada lagi sekitar 26 unit. Serta di tahun ini kita eksekusi dan sudah mulai berjalan," terang Arahayu Setyo Adi saat dihubungi, Senin kemarin, 1 Juli 2024.

Ia mengaku realisasi tersebut tidak lain karena memang orientasi irigasi ini untuk menaikkan indeks pertanaman (IP). program Pompa Submersibel yang menggunakan tenaga listrik ini merupakan sinkronisasi kerjasama Pemkab Kediri dengan PLN UP3 Kediri, PLN UP3 Mojokerto. Karena Kediri masuk di dua UP3 tersebut.

DLH Jatim dan PJT I Sepakat Perkuat Tim Patroli Air

Adi menambahkan, ada program listrik masuk sawah. Kemudian program tersebut dalam satu paket pekerjaan selain ada pompa submersibel, juga ada rumah pompa. Lalu, ada saluran distribusi bisa terbuka maupun tertutup menggunakan paralon.

"Penggunaan Pompa Submersibel ini merupakan inovasi, dan dianggap efisien karena memang Pompa Submersibel sifatnya dicelup ya. Didalam air, kita ngebor, pompa submersibel dipasnag di dalam lalu menggunakan tenaga listrik," imbuhnya.

Dispertabun Kediri menilai penggunaan Pompa Submersible ini memiliki kelebihan yaitu durability. Dibandingkan dengan jetpam, Pompa Submersible bisa bekerja selama sehari semalam. 

Meskipun satu pompa submersible lebih mahal yaitu Rp 45 sampai 50 juta per unit. Berbeda dengan pompa jetpam yang hanya Rp 20 juta. Namun dari segi penggunaan cukup sebanding dengan harga yang harus dikeluarkan.

"Karena dia dicelup pendinginhnya air. Kalau jetpam terbatas dan tertentu, apalagi menggunakan pompa diesel, itu dimana solar agak kesulitan karena harus meminta rekom baik dari desa maupun dinas terkait," paparnya.

Pihaknya berharap dengan adanya pompa tersebut indeks pertanaman (IP) akan meningkat. Daerah yang semula hanya tanam satu kali IP 100 bisa IP 200 atau dua kali tanam dalam setahun. Serta dari yang dua kali tanam IP 200 naik menjadi tiga kai tanam atau IP 300.

Ditanya perihal peta sebaran titik yang memerlukan air untuk pertanian khsususnya ada 3.166 lokasi yang ada di Kabupaten Kediri. Jumlah tersebut pihaknya telah menyetorkan titik koordinat ke PLN. Baru akan diidentifikasi secara kriteria teknis mana yang masuk.

"Kalau tidak masuk akan seperti apa solusinya dan seterusnya. Total 3.166 tidak dikerjakan di Dispertabun saja ada 20 persen dana ketahanan pangan yang ada di dana desa," ungkapnya.

Adi menambahkan untuk saat in akan memprioritaskan IP 100 di wilayah barat sungai. Selanjutnya di wilayah IP 100 timur sungai, disusul wilayah IP 200 barat sungai dan ditutup di IP 200 timur sungai.

"Anggarannya di masing-masing desa bisa menganggarkan beberapa titk loasi. Jadi agar cepat selesai untuk target 3.166 titik bisa 2 tahun selesai," tandasnya.