Muslimat NU Sumenep Sambut Tahun Baru Islam dengan Khatmil Quran dan Tumpengan

Peringatan Tahun Baru Islam oleh PC Muslimat NU Sumenep
Sumber :
  • Ibnu Abbas/Viva Jatim

Sumenep, VIVA Jatim – Memperingati Tahun Baru Islam 1446 Hijriyah, Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Sumenep menggelar Khatmil Quran, Selawat dan Doa Bersama di Pendopo Agung Keraton Sumenep. Minggu, 7 Juli 2024.

Kulakan Sabu Buat Diecer, Kuli di Sidoarjo Dibekuk Polisi

Kegiatan yang rutin digelar setiap tahun itu melibatkan perwakilan Pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat NU se-Sumenep. Uniknya, masing-masing dari perwakilan, membawa nasi tumpeng untuk dinikmati bersama usai acara. 

Ketua PC Muslimat NU Sumenep, Nyai Hj Dewi Khalifah mengatakan kegiatan menyambut tahun baru Islam ini rutin digelar setiap tahun. Hal ini dalam rangka meraih keutamaan Bulan Muharram dengan memperbanyak dzikir dan shadaqah. 

Dua Pelaku Pengeroyokan dan Pembacokan Remaja di Lamongan Ditangkap, Satu DPO

”Hari ini adalah hari yang istijabah. Karena itu mari kita memperbanyak shadaqah, memperbanyak wirid dan dzikir kepada Allah SWT. Dengan cara membaca Al-Qur’an dan memanjatkan doa-doa terbaik,” ungkap Nyai Eva, sapaan lekatnya. 

Menyambut tahun baru Islam tak hanya dikemas dengan Khatmil Quran, Shalawat dan Doa Bersama, PC Muslimat NU Sumenep juga mengemasnya dengan tradisi tumpengan. Menurut Nyai Eva, sebagai salah satu kuliner khas Nusantara, tumpeng memuat falsafah yang mendalam. 

Guru dan Murid Lakukan Doa Bersama untuk Korban Pembunuhan di Kediri

 

Peringatan Tahun Baru Islam oleh PC Muslimat NU Sumenep

Photo :
  • Ibnu Abbas/Viva Jatim

 

”Nasi tumpeng biasanya berwarna kuning. Ini bermakna agar kehidupan kita selalu beruntung, diberikan kemurahan rezeki dan menolak bala. Kemudian bentuknya yang mengerucut ke atas sebagai simbol tingginya derajat. Ini harapan kita bersama,” tambahnya.

Nyai Eva lantas menceritakan sekilas sejarah tahun baru hijriyah di masa Rasulullah. Diketahui, 1 Muharram adalah awal dimana Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah. Kala itu banyak para sahabat yang ikut serta. 

”Mereka yang ikut ini niatnya beragam. Ada yang ikut hijrah hanya karena pasangannya ikut hijrah juga, ada yang karena sebatas ikut-ikutan, tapi ada pula yang ikut karena ikhlas membersamai Nabi untuk perjuangan Islam,” ungkapnya. 

Kisah tersebut, menurut Nyai Eva, yang melatarbelakangi munculnya hadits Nabi ’Innamal a’malu binniyat’. Yang artinya, sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya. 

”Sehingga tumpengan ini kita niatkan agar di tahun ini kita diberikan keberkahan, keberuntungan dan dijauhi dari segala bahaya,” tandasnya. 

Sementara itu, Sekretaris PC Muslimat NU Sumenep, Siti Nur Asiyah mengatakan giat menyambut tahun baru Islam ini selain diperingati setiap tahun, juga dimeriahkan dengan aneka lomba dan acara yang digelar setiap dua tahun sekali. 

”Tahun kemarin kita sudah menggelar Gebyar Muharram. Dimana berbagai rangkaian acara kita gelar selama satu bulan. Mulai dari lomba-lomba hingga pengajian. Nah tahun ini kita kemas berbeda dan tahun depan insya Allah kita gelar lagi Gebyar Muharram itu,” ungkapnya. 

Dirinya pun mengimbau kepada jajaran Pengurus PAC Muslimat NU Sumenep untuk memeriahkan bulan Muharram ini dengan kegiatan Khatmil Quran dan Santunan Anak Yatim.  

”Ini sebagai salah satu ikhtiar kita menyemarakkan tahun baru Islam dengan memperbanyak dzikir dan shadaqah,” tandansya.