Pemkab Kediri Berharap Petani Kopi Lereng Gunung Wilis Hasilkan Komoditas Unggul

Pjs Bupati Kediri Heru Wahono bersama petani kopi
Sumber :
  • Prokopim Trenggalek

Kediri, VIVA Jatim – Potensi Kabupaten Kediri di sektor perkebunan tak kalah menjanjikan untuk kesejahteraan petani. Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Heru Wahono Santoso berharap petani kopi di Kawasan Lereng Gunung Wilis berkomitmen menjaga kualitas hasil produksi perkebunan kopi.

Hasto Klaim Elektabilitas Risma-Gus Hans Merangkak Naik 2 Bulan Terakhir

Hal tersebut Heru ungkapkan usai melakukan kunjungan langsung ke kebun kopi didampingi Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Dholo Indah Prio Darmaji di Desa Jugo, Kecamatan Mojo beberapa waktu lalu.

"Tentu ini bagus. Lahannya juga masih luas dan masih bisa dikembangkan," ujar Heru, saat berdiskusi dengan Ketua Gapoktan Dholo Indah.

Pjs Bupati Trenggalek Sebut Pramuka Benteng Generasi Penerus Bangsa

Dirinya mengatakan Kabupaten Kediri adalah salah satu kawasan yang mempunyai potensi produksi komoditas kopi yang berkualitas. Memiliki dataran tinggi yang diapit Gunung Wilis dan Gunung Kelud, perkebunan kopi bisa menjadi komoditas unggulan di Kediri.

Dikatakannya, komoditas kopi menjadi strategi dalam menambah penghasilan dalam rangka pemanfaatan lahan. Sehingga petani mendapat penghasilan yang lebih efektif dan lahan juga semakin produktif.

39 Warga Trenggalek Terima Uang Ganti Rugi Terdampak Pembangunan Bendungan Bagong

Hal itu merujuk kondisi petani kopi di Lereng Gunung Wilis yang diketahui melakukan kerjasama untuk memanfaatkan lahan milik Perum Perhutani. Adapun, kesepakatan yang diterapkan yakni sistem bagi hasil melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

Pemkab Kediri melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) turut berkontribusi terhadap petani kopi di Lereng Gunung Wilis. Pun juga memberi bantuan modal, bimbingan, pelatihan, sampai bantuan alat.

"Itu peran pemerintah dengan memberikan fasilitas," ulasnya.

Senada, Ketua Gapoktan Dholo Indah Prio Darmaji mengungkapkan, dengan bekerja sama Perum Perhutani sekaligus mendapat perhatian dari pemerintah, kini jumlah petani kopi mencapai 300 petani dengan total luasan lahan 600 hektar. Bahkan, panenan kopi perdana pada 2023 lalu telah menghasilkan 1 ton biji kopi.

Dengan kondisi tersebut, petani kopi di Lereng Gunung Wilis diminta agar meningkatkan kualitas produksi komoditas kopi tersebut. Diharapkan hal ini akan mempengaruhi harga jual panenan kopi.

"Tadi (Pak Pjs Bupati) berharap kualitas produksi kopi Lereng Wilis semakin ditingkatkan," ulasnya.

Prio pun menerangkan sejak pertama kali memulai produksi komoditas kopi pada 2021 silam, diakui terdapat kendala tersendiri dalam mengelola area perkebunan, yakni masalah pipanisasi. Ia berharap semoga pemerintah daerah dapat membantu mengatasi kendala tersebut.

"Kami usul pipanisasi. Saya optimis kalau sudah ada pipanisasi pasti 100 persen berhasil," imbuhnya.

Perlu diketahui, Kawasan Lereng Gunung Wilis terfokus untuk menghasilkan Kopi Arabica dan Robusta. Untuk komoditas Kopi Arabica sendiri ditanam dengan ketinggian di atas 900 MDPL. Sementara, Kopi Robusta di bawah 900 MDPL.