5 Cara Bupati Fauzi Bikin Ketimpangan di Sumenep Terendah Se-Jatim

Bupati Fauzi saat menemui salah seorang penerima BSPS 2022
Sumber :
  • Ibnu Abbas/Viva Jatim

Jatim – Kabupaten Sumenep tercatat sebagai daerah dengan ketimpangan (gini ratio) terendah dibandingkan 38 kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur (Jatim) pada 2022. Bahkan, capaiannya lebih baik daripada saat prapandemi COVID-19 pada 2019. 

Nuzulul Quran, Pj Gubernur Jatim Ajak Gemar Tadarus hingga Bagikan Umrah Gratis

Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengatakan, pada tahun ini, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), gini ratio di Sumenep sebesar 0,266. Sementara itu, angkanya mencapai 0,305 pada 2019.

Dia mengatakan, setidaknya ada lima upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep guna menekan ketimpangan. Pertama, memperhatikan kesehatan masyarakat agar memiliki hak yang sama dengan menggenjot capaian cakupan kesehatan semesta (universal health coverage/UHC).

Baru 35 Persen Kapal Nelayan Prigi Trenggalek yang Kantongi Izin

"Program UHC bagian dari upaya kita agar masayadakat sehat sehingga stunting (kerdil) bisa tuntas karena stunting bisa menambah kemiskinan. Kalau stunting tuntas, bisa menurunkan angka kemiskinan," kata Fauzi, Rabu 28 Desember 2022. 

Kedua, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan menyalurkan beasiswa kepada mahasiswa. "Tujuannya, untuk meningkatkan IPM (indeks pembangunan manusia) sehingga akan lebih baik," tandas bupati dengan ciri khas blankon Madura itu.

Nelayan Enggan Gunakan Jaket Keselamatan saat Melaut karena Ribet

Ketiga, membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya dengan menyelenggarakan bursa kerja (job fair) hingga tiga kali dalam setahun. "Agar mengurangi pengangguran terbuka sehinga pertumbuhan ekonomi baik juga," ucap Fauzi.

Keempat, menciptakan wirausaha secara massal, yang salah satunya dengan mengadakan program wirausaha santri. Dirinya berkeyakinan, wirausaha menjadi salah satu solusi dalam mengurangi angka kemiskinan.

Terakhir, kelima, memastikan bantuan sosial (bansos) tepat sasaran. "Karena masih banyak warga tidak mampu yang belum tersentuh bantuan karena kurangnya sinkronisasi data," ujar Fauzi.

Halaman Selanjutnya
img_title