Cak Nun Ulas Makna Kenduri Cinta di Momen Pergantian Tahun

Kenduri Cinta bersama Cak Nun
Sumber :
  • Prokopim Trenggalek

Jatim – Pemerintah Kabupaten Trenggalek menyambut pergantian tahun dengan Kenduri Cinta bersama Emha Ainun Nadjib atau yang kerap disapa Cak Nun dan Kiai Kanjeng di Alun-alun Kabupaten Trenggalek, Sabtu 31 Desember 2022.

Viral, Pemuda di Jombang Ditelanjangi setelah Tertangkap Basah Sekamar dengan Istri Orang

Cak Nun mengajak ribuan maiyah (jamaah majelis Cak Nun) yang hadir memahami makna kenduri cinta. Kenduri digambarkan berbentuk melingkar, dimana menurut Cak Nun semua cara berpikir manusia hingga cara mengatur apapun dari lokal sampai global sebagaimana seperti bentuk lingkaran.

"Kenduri cinta ialah saling mencintai satu sama lain antar banyak pihak. Salah satunya adalah bagaimana mencintai alam," ungkap Cak Nun.

HUT ke-44 Dekranasda, Novita Ajak UMKM Lestarikan Budaya Nusantara

Ayah dari Sabrang Mowo Damar Panuluh atau vokalis Letto ini menjelaskan di Maiyah tidak hanya teori ekologi. Namun juga ekosofi, menemukan, memahami dan melaksanakan kebijaksanaan alam.

"Misalnya Merapi mau meletus itu memberikan tanda-tanda, jadi kalau terjadi apa-apa di Trenggalek jangan hanya mengeluh ke Allah tetapi yakin setelah itu pasti ada rezekinya, ada hikmahnya," jelasnya menambahkan.

Ngaku Bisa Loloskan Korban Jadi PNS di Lapas, Pria Ini Malah Masuk Penjara

Kiai kelahiran Kabupaten Jombang pada Mei 1953 silam mengungkapkan, Allah memiliki pertimbangan yang lebih bulat, yang lebih tahu secara ruang maupun waktu. Secara akal fikiran terkadang manusia tidak sampai disitu untuk mempertimbangkan sisi lain dibalik sebuah peristiwa.

"Oleh sebab itu, apa yang terjadi hari ini mungkin terlihat mencelakakan, namun sebenarnya merupakan rezeki yang masih tersimpan rahasiaNya," tandasnya.

Sementara, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin menuturkan, melalui Kenduri Cinta ini menandai pergantian tahun dengan memberikan pemahaman baru dalam hidup. Meninggalkan keburukan beralih kebaikan dalam menerapkan kehidupan sehari-hari.

"Luar biasa malam hari ini kita mengawali tahun dengan pemahaman baru bahwa hidup tidak untuk kita sendiri, tetapi kita hidup punya misi," bebernya.

Bupati yang senang trail ini mengutip kisah bagaimana saat diciptakan manusia. Malaikat pun tidak yakin dan khawatir hanya akan membuat kerusakan di bumi. Akan tetapi, Allah lebih tahu akan ciptaan-Nya.

"Maka jangan sampai di bumi ini kita berbuat kerusakan, meskipun kita tida sempurna, meskipun toh ada kerusakan yang kita perbuat baik sengaja maupun tidak sengaja," imbuhnya.

Dirinya berdoa kepada Allah, supaya semua masyarakat Trenggalek dilancarkan setiap misi dan urusan. Sebab, semua orang memiliki misi dancita-cita yang sama mewarisi kemerdekaan.

"Semoga kita tetap istiqomah. Jangan sampai kita mendekati suatu hal yang mendekati pada kerusakan apalagi yang bersifat sosial," tandasnya.