Aremania Kecewa, Polri Nyatakan Tidak Ada Pembunuhan dalam Tragedi Kanjuruhan 

Infografik Tragedi Kanjuruhan
Sumber :
  • Viva.co.id

Jatim – Setelah Mahfud MD mengecewakan Aremania jika Tragedi Kanjurahan hanyalah kasus HAM biasa, saat ini datang dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, di mana ia menganggap Tragedi Kanjuruhan tidak memenuhi unsur pasal pembunuhan.

Jadwal Lengkap One Way, Contraflow dan Ganjil Genap Arus Balik Lebaran

Helmi Saudi Umar, selaku Aremania yang aktif memperjuangkan Usus Tuntas, menilai jika pernyataan Listyo Sigit Prabowo justru menunjukkan ketidakseriusan Polri dalam menangani Tragedi Kanjuruhan. Padahal peristiwa ini memakan korban jiwa sebanyak 135 orang

"Tidak dipenuhinya Tragedi Kanjuruhan sebagai kasus pembunuhan, ini semakin memperjelas ketidak seriusnya Polri dalam menangani tragedi yang menewaskan 135 nyawa suporter. Kami rasa pernyataan Kapolri hanya akan menimbulkan polemik dan opini miring dikalangan Aremania terhadap polri dalam kasus ini," kata Helmi, Senin, 3 Januari 2023.

Rekayasa Lalu Lintas di Jalur Arteri Pantura Sudah Disiapkan, Begini Kata Korps Lalu Lintas Polri

Aremania menilai ada beberapa sebab yang membuat mereka meyakini adanya dugaan pidana pasal 338 dan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan dan pembunuhan berencana. Pertama banyaknya korban meninggal dunia karena kepanikan akibat tembakan gas air mata. 

Suporter yang sedang berada di tribun panik dan mencari jalan menuju pintu keluar stadion. Kepanikan inilah yang membuat mereka saling berdesak-desakan dan membuat 135 jiwa meninggal dunia dan 600 lebih terluka.  

Ronald Tannur Terdakwa Pembunuhan Dini Mulai Disidang, Terancam 15 Tahun Penjara

"Sederhana saja kami melihatnya, ini ada 135 korban jiwa yang meninggal. Jelas-jelas tragedi ini pecah karena terjadi kepanikan sebab tembakan gas air mata yang di arahkan ke tribun. Dari beberapa video yang beredar juga sangat meyakinkan aparat secara represif mengarahkan dan menembak secara sadar dan sengaja ke arah tribun," ujar Helmi. 

Helmi menyebut sikap pemerintah dan Polri dalam penanganan Tragedi Kanjuruhan bisa memicu rasa ketidakpercayaan publik pada polisi. Sampai saat ini saja gelombang protes dari Aremania di Kota Malang terus berlanjut. Spanduk dan poster usut tuntas ditemukan bertebaran di sudut-sudut Kota Malang.  

Halaman Selanjutnya
img_title