Simbol Bendera Merah di Iran: Tanda Bahaya, Isyarat Perang yang Belum Usai
- Viva.co.id
Namun, ketika bendera ini dikibarkan di luar momen keagamaan—seperti yang terjadi pada 2020 setelah pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani, atau sekarang menyusul serangan Israel—hal itu menjadi sinyal simbolik kesiapan perang. Ini bukan hanya ekspresi duka, tapi juga panggilan jihad dan perlawanan terhadap pihak yang dianggap menzalimi.
Tak bisa dimungkiri, pengibaran bendera merah kini memiliki dua sisi: spiritual dan strategis. Secara religius, ia membangkitkan emosi kolektif umat Syiah untuk tidak melupakan darah para martir. Sementara secara geopolitik, ia berfungsi sebagai alat komunikasi visual—pernyataan kepada musuh: “Kami siap membalas.”
Dalam konteks memanasnya konflik antara Iran dan Israel, simbol-simbol seperti ini menjadi bagian dari perang psikologis dan narasi militer. Tanpa perlu satu peluru pun ditembakkan, pesan itu sudah cukup untuk membakar semangat loyalis dan membuat lawan berhitung dua kali.
Bendera merah yang kini berkibar di Qom bukan hanya sepotong kain dalam badai politik. Ia adalah alarm ideologis dan spiritual, penanda bahwa sejarah belum usai dan luka lama belum sembuh. Di mata mereka yang percaya pada Karbala sebagai simbol pengorbanan tertinggi, bendera itu adalah panggilan: untuk menuntut keadilan, walau harus dengan darah yang baru.