Kaesang Jadi Ketum PSI, Pengamat: Pelembagaan Demokrasi yang Buruk

Pengamat politik Unair, Airlangga Pribadi.
Sumber :
  • Istimewa

Surabaya, VIVA Jatim – Terpilihnya Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI yang baru saja diputuskan, justru memberikan contoh buruk bagi proses pelembagaan demokrasi. Demikian disampaikan pengamat politik Unair, Airlangga Pribadi.

Jokowi Mengaku Tidak Ikut Campur terkait Masuknya Bobby Nasution jadi Kader Gerindra

Airlangga menilai, PSI justru melemahkan citra yang selama ini dibangun sebagai partai yang memiliki ciri demokrasi. Sebab, suatu partai demokratik modern, harus dibangun melalui proses pelembagaan politik yang tertata.

"Proses penentuan pejabat partai, apalagi proses suksesi maupun pemilihan kepemimpinan dilakukan melalui prosedur demokratik yang berlangsung, baik melalui kongres maupun ui yang melibatkan kesepakatan dari seluruh partai, tentu dengan proses penjenjangan yang tertata," ungkap Airlangga.

Prabowo Akui Kemenangan di Pilpres 2024 Berkat Dukungan KIM dan Jokowi

Terpilihnya seseorang yang baru masuk menjadi bagian dari partai tidak lebih dari satu bulan, kata Airlangga, seolah memperlihatkan adanya problem besar dalam kelembagaan internal PSI, dan justru bertolak belakang dengan semangat pelembagaan partai yang demokratis.

Sama halnya dengan terpilihnya Kaesang yang notabene baru bergabung ke dalam PSI, masih kata Airlangga, menunjukkan PSI tidak menggunakan proses tata kelembagaan yang ajek dan reguler untuk memilih pemimpin.

Kata Presiden Prabowo soal Awal Mula Bertemu Khofifah: Disuruh Pak Jokowi

Pemilihan Kaesang sebagai Ketua Umum PSI yang berlangsung secara cepat, juga menunjukkan tidak terujinya proses meritokratik maupun penggemblengan terhadap Kaesang sebagai bagian dari dialektika.

"Sebagai politisi yang berproses dalam partai politik, sudah seharusnya menjadi bagian dari budaya politik, apabila PSI mengaku sebagai partai bercorak demokrasi lho ya," kata Airlangga.

Halaman Selanjutnya
img_title