Lewat Hari Santri 2023, Ketua NU Sumenep Ajak Selamatkan Lingkungan
- Ibnu Abbas/Viva Jatim
"Mengapa kekeringan ini terjadi? Karena sekarang ini kita sudah menjadi tukang tebang. Bukan tukang tanam. Padahal para leluhur kita dulu sebaliknya. Banyak menanam daripada menebang," terangnya.
Ia pun berharap kepada seluruh elemen struktur dan kultur NU untuk bersama-sama menjaga keselamatan lingkungan. Salah satunya dengan menggalakkan penanaman pohon. Ia pun mendorong pengurus NU untuk bersama-sama memasifkan gerakan ini sebagai bentuk menjaga keselamatan lingkungan.
"Makanya salah satu rangkaian Hari Santri 2023 ini ada menanam pohon. Jika ini kita masif lakukan, InsyaAllah akan memberi dampak positif. Pengurus NU misalnya, mulai dari ranting sampai PC, satu orang menanam satu pohon, jumlahnya sekitar 2000. Apalagi jika bisa mengajak keluarga dan koleganya. Tentu sangat luar biasa," pintanya.
Ditanya kaitan antara Hari Santri 2023 dengan isu-isu lingkungan, Kiai Pandji lantas menegaskan bahwa kesantrian dan lingkungan adalah dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Baik secara ideologis maupun historis.
"Karena yang rajin menanam itu memang santri, dulunya. Yang dekat dengan lingkungan dan alam itu santri. Juga, kalau lingkungannya rusak, tentu pesantren tutup. Makanya, Hari Santri ini menjadi momen yang tepat untuk bersama-sama menyadari betapa pentingnya menjaga keselamatan lingkungan," tandasnya.
Sebagai informasi, turut hadir dalam Istighatsah Keselamatan Lingkungan dan Pembukaan Hari Santri 2023, jajaran Syuriah dan Tanfidziyah PCNU Sumenep, MWCNU dan PRNU se-Sumenep.