Cerita Ngeri Suami dan Selingkuhan Bunuh Lalu Bakar Jasad Istri
- Istimewa
Surabaya, VIVA Jatim – Malang benar nasib PDL. Ibu dua anak yang tinggal di Wonokromo, Kota Surabaya, itu dibunuh dan jasadnya dibakar oleh suaminya sendiri, A, yang bersekongkol dengan perempuan idaman lain (PIL) sang suami, LA. Korban dibunuh karena perselingkuhan kedua pelaku terbongkar dan A kesal selalu dikekang urusan ekonomi.
Kini kedua pelaku sudah berstatus terdakwa. A diadili di pengadilan militer (dilmil) karena ia berstatus sebagai tentara aktif. Sementara LA duduk sebagai pesakitan di Pengadilan Negeri Surabaya. Nah, dalam sidang di PN Surabaya yang digelar pada Senin, 2 Oktober 2023, itulah cerita sedih dan mengerikan itu terungkap.
Berdasarkan surat dakwaan, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Hajita Cahyo Nugroho menjelaskan, terdakwa LA dengan suami korban, A, menjalin hubungan asmara lumayan lama. “Terdakwa [LA] sudah pernah ditegur oleh korban sebanyak dua kali, yakni pada tahun 2022 dan 2023,” katanya.
Terdakwa LA pun kesal karena teguran itu. Selain itu, terdakwa juga jengkel karena korban kerap mengekang suaminya dalam hal uruan ekonomi. Karena terganggu dan sakit hati, terdakwa LA dan A kemudian membuat rencana membunuh korban.
Awalnya, papar Jaksa Hajita, terdakwa berencana menghabisi nyawa korban dengan cara diracun. Dibelilah racun anjing merek Temix yang dipesan secara online. Begitu ada kesempatan, terdakwa A kemudian menaburi makanan yang akan disantap korban dengan racun tersebut.
Namun, aksi tersebut gagal karena korban ogah memakan yang sudah beracun itu. Terdakwa A lantas membeli racun Mao Wang sembari menunggu kesempatan kedua. Pada 13 April 2023, racun itu lalu dicampurkan terdakwa A ke obat masuk angin suntikan dan diberikan ke istrinya.
Rencana kedua itu juga gagal. Korban langsung muntah-muntah begitu disuntik obat masuk angin. Racun tersebut gagal bekerja karena ikut keluar bersama muntahannya. Pada 27 April 2023, terdakwa A melihat kesempatan lalu memukul dan menjerat leher istrinya dengan kabel bor listrik hingga tewas.
