Adu Kuat Mahfud MD dan Cak Imin di Lingkungan NU dan Jawa Timur
- Istimewa
Sedangkan di elit NU, terutama pondok pesantren, dukungan pada Mahfud dan Cak Imin akan sulit ditebak, karena keduanya memiliki hubungan yang baik dan sejarah panjang dengan pesantren.
“Meskipun Cak Imin akan lebih berpeluang karena merupakan salah satu cucu dari pendiri NU, KH Bisri Samsuri Jombang, dan telah lebih awal memulai safari politik untuk kepentingan pilpres ke pesantren-pesantren,” tandas Bahar.
Apapun itu, menurut Bahar keputusan PDIP memilih Mahfud MD menjadi cawapres sudah tepat. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu akan jadi faktor penguat dukungan warga NU yang menjadi konstituen PDIP.
Apalagi, lanjut Bahar, kelompok pemilih Mahfud MD tidak hanya datang dari warga NU, tapi juga dari masyarakat terdidik yang mencatat prestasi Mahfud dalam penegakan hukum. “Track record menjadi salah satu daya tawar mahfud yang sangat kuat,” kata Bahar.
Sementara itu, pakar politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, mengatakan, dalam konteks pilpres, pertarungan di Jawa Timur nantinya akan berlangsung sengit. Apalagi, berdasarkan survei, data undecided voters di Jatim masih tinggi, di atas 30 persen.
“Pak Mahfud tentu diharapkan bisa menguatkan ceruk pemilih Nahdliyin di segmen itu juga. Apalagi, Jatim ini juga basis dan Pak Mahfud juga punya ikatan langsung dengan kultur Nahdliyin, wabilkhusus pendukung Gus Dur,” kata Surokim dihubungi VIVA Jatim.
Bagaimana dengan Cak Imin? “Cak Imin memiliki keunggulan di struktural partai, khususnya PKB. Tetapi di luar itu, Pak Mahfud masih unggul dibanding Cak Imin. Pak Mahfud saya pikir juga kuat untuk meraih pemilih rasional karena kapasitas dan kapabilitasnya,” papar peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) itu.