Beli Solar Subsidi Diperketat Pakai Barcode, Pertamina Tetap Kecolongan

Area Manager Surabaya PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus
Sumber :
  • Viva Jatim/Mokhamad Dofir

Surabaya, VIVA Jatim – PT Pertamina Patra Niaga memperketat pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi wajib dengan barcode. Alih-alih agar BBM tepat sasaran, justru masih saja kecolongan.

Forum Improvement & Innovation Award Surabaya : Ajang Inovasi Dorong Ketahanan Energi

Buktinya pada 2 November 2023, anggota Subdit Ditreskrimsus Polda Jatim membongkar upaya penyelewengan BBM bersubsidi di Kabupaten Sidoarjo. Dalam pengungkapan itu, polisi menetapkan dua tersangka dan menyita dua ribu liter solar hasil kejahatan.

Ternyata, pelaku mendapatkan solar bersubsidi sebanyak itu dengan memakai barcode sesuai kebijakan Pertamina. Hanya saja pelaku mengantongi beberapa kode matriks berbeda sehingga dengan mudah membeli solar bersubsidi sampai terkumpul dua ribu liter.

Cara Pertagas Bersama Kader Kesehatan Jiwa Tanggulangin Ciptakan Lingkungan Ramah ODGJ

Dengan pengungkapan ini maka bisa dibilang jika sistem barcode yang dijalankan Pertamina, untuk mencegah BBM bersubsidi mengalir kepada yang tak berhak, masih bisa diakali.

Menanggapi hal itu, Area Manager Surabaya PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ivan Syuhada mengatakan, akan berupaya meningkatkan kemampuan sistem digitalisasi pembelian BBM bersubsidi lebih gahar lagi supaya kasus serupa tidak kembali berulang.

Warga Nganjuk Mulai Resah, Tabung Gas Melon Langka 2 Minggu Terakhir

"Dengan banyaknya kasus kita lakukan upgrading sehingga (BBM) subsidi ini tepat ke masyarakat. Kami memastikan Pertamina untuk berbenah diri, memastikan subsidi tepat ke masyarakat," katanya di Mapolda Jatim, Senin 11 Desember 2023.

Pihaknya lalu tak membantah, meski sudah memperketat sistem, masih saja ditemukan praktik penyimpangan BBM bersubsidi di lapangan.

Selama rentang tahun 2023, ia menyebut sudah terjadi enam kali kasus penyelewengan BBM bersubsidi dengan modus serupa, di Sidoarjo, Jombang hingga Mojokerto.

Yakni memakai beberapa barcode serta mengganti pelat nomor polisi untuk satu kendaraan. Tujuannya mengelabui petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum demi memperoleh BBM bersubsidi dalam jumlah banyak.

"Di wilayah saya itu kasus kayak gini sekitar enam kasus. Tapi diluar itu yang kami lakukan pemeriksaan sendiri itu banyak," lanjut dia.

Oleh karena itu, Pertamina bersama aparat kepolisian dikatakannya, akan terus memaksimalkan pengawasan serta pembenahan di dalam tubuh perusahaan maupun sistem untuk memastikan subsidi tepat sasaran.

Salah satu langkah ke depan ialah mensinkronkan data Pertamina dengan Korlantas Polri untuk menghindari manipulasi data kendaraan.

"Tapi ini nanti, ke depannya mobil itu harus approve dari Korlantas," tutupnya.