Viva.co.id: Berita Hari Ini Terbaru Terkini dan Terpopuler

Sebanyak 43 persen Gen Z sudah memiliki kesadaran pentingnya teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Data Google menyebutkan beberapa diantara mereka...

Nezar Patria mengatakan perkembangan teknologi deepfake yang kian canggih mampu memanipulasi dan menciptakan konten yang sulit dibedakan antara yang benar dan palsu.

Gen AI atau artificial intelligence generatif diniliai dapat mendukung pertumbuhan bisnis dan menjadi solusi yang inovatif untuk mengatasi tantangan di masa depan.

Menurut kepala pengembangan perusahaan AI tersebut, Joseph Murphy, mereka membuat replika digital dari orang meninggal dengan menggunakan video berdurasi berjam-jam.

Teknologi Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) mulai merambah ke berbagai sektor kehidupan, mulai dari dari keuangan, pelayanan publik hingga kesehatan

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyatakan bahwa surat edaran panduan penggunaan kecerdasan buatan (AI) akan keluar dalam waktu dekat.

Contohnya, video Presiden Jokowi yang viral di media sosial diedit menggunakan Bahasa Mandarin. Padahal, video itu tahun 2015 dan tidak berbahasa Mandarin.

Kini mereka tengah merancang alat berbasis kecerdasan buatan atau artificial Intelligence (AI). Dengan teknologi, pengguna bisa menciptakan vokal penyanyi sendiri.

CEO Kapanlagi Younivers Wenseslaus Manggut menyebutkan, adanya AI bisa menjadi peluang bagi industri jurnalisme untuk mensuplai bahan data bagi perusahaan AI.

Namun, Apple belum menentukan strategi untuk merilis teknologi tersebut kepada konsumen. Dilaporkan bahwa Apple akan membuat pengumuman terkait AI tahun depan.

Derasnya lobi oleh OpenAI dan induk perusahaannya, Microsoft, dan ancaman untuk hengkang dari Eropa ditanggapi dingin oleh Anggota Legislatif Uni Eropa, Rene Repasi.

Jika Anda belum takut dengan kecerdasan buatan (AI), seorang ahli fisikawan berpikir ada 50 persen kemungkinan teknologi itu akan memusnahkan umat manusia.