Kisah Inspiratif Pengusaha Konveksi Tulungagung, Pasarkan Produk dari Solo hingga Luar Pulau
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Ia menambahkan dalam produksi baju, rata-rata jika permintaan normal dalam satu tahun bisa menghasilkan 100.00 pcs. Biasanya permintaan pasar naik atau tinggi saat menjelang puasa, karena Indonesia ada tradisi lebaran itu ya baju baru dan sebagainya di bulan puasa bajunya naik.
"Pasar kita nasional, tapi lewatnya grosir-grosir di kota-kota misalkan Surabaya, luar pulau, Solo, Malang dan daerah timur tapal kuda, Jember. Sisanya online," ujarnya.
Andrianto menuturkan kelebihan konveksi yang ia kelola ini terletak dari harga bisa bersaing. Karena bisa memproduksi sendiri bisa lebih terjangkau, di samping itu update model bahan mengikuti permintaan pasar terkini.
Di sisi lain, ia yang dibantu 30 karyawannya ini juga mengalami tantangan. Yaitu saat ini dengan perkembangan teknologi semakin cepat dan maju membuat persaingan semakin terbuka dan semua memiliki peluang bisnis yang sama.
Artinya, menurut pria yang dulu pernah hobi bermain trail ini gesekan kompetitor semakin tinggi. Jika tidak bisa disikapi maupun memiliki inovasi dibanding lainnya akan bisa terdisrupsi oleh zaman. Salah satu contohnya, tiba-tiba pelanggan hilang tanpa disadari akan merosot dari jumlah penjualan.
"Tantangan online karena terbuka dengan harga bersaing ketat, malah harganya tidak logis, jadi penguatannya branding kelangsungannya bisa," ulasnya.
Andrianto yang juga kader Nahdlatul Ulama yang sempat aktif di Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Tulungagung ini memiliki semangat dalam berwirausaha adalah manusia merupakan makhluk lemah. Semua bertujuan menuju kepada Sang Pencipta Allah swt. Sehingga apapun usaha yang dijalankan hanya sebagai jalan dhohiriyah.