La Ngetnik Rilis Album Perdana Lawh Fashal 1, Berisi 12 Lagu Penuh Hikayat
- Istimewa
Di lagu ke-7 ada kisah-kisah yang menarasikan ragam cerita manusia dengan segala profesi serta tujuan hidupnya. Berlanjut di track berikutnya ada BESTARI, sebuah kontemplasi asmara tentang seseorang yang pernah berdiam dalam hati namun kini telah pergi dan hikayatnya berubah menjadi syair dan lagu-lagu.
Disusul lagu berjudul Serdadu Ibu, sebuah persembahan pada wakil Tuhan di bumi bernama Ibu, di track ke-10 dengan lagu berjudul Mistik Yang Asyik disajikan dengan Rock Vintage berbalut synthesizer menggabungkan Bahasa Indonesia dan Bahasa Madura. berikutnya Jawaban Adalah Cahaya juga menjadi lagu kontemplasi fasih bahwa seluruh teka-teki hidup puncak hasilnya pastilah Cahaya.
Lagu Terakhir La Ngetnik menaruh ASKARA sebagai kudung penutup dengan syair berisi titipan semangat kepada generasi untuk terus menggelar lingkar kreasi karya, serta diskusi ruang-ruang nalar dan meyakinkan bahwa mereka adalah Sang Askara.
Sebagai informasi, La Ngetnik adalah sebuah kelompok musik Avant-folk Asal Pulau Madura yang mengekplorasi tetabuhan eksperimental. Ide dan gagasannya bersumber dari nilai-nilai folklore dan tradisi, baik pola nada dan iramanya.
Kelompok ini memadukan hal tersebut dengan syair beragam bahasa seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Madura dan Bahasa Arab. Atau puisi dan mantra tradisonal yang dimanifestasikan dalam karya musik utuh.
La Ngetnik terbentuk tahun 2016 oleh Rifan Khoridi (key, Synth, ethnic Instruments, Vocal) diperkuat oleh Faris Nofail (Gitar, Vocal) Riang Harmonis (Vocal utama) Johariyadi (Perkusi).
La Ngetnik diambil dari Bahasa madura yang berarti “telah ada unsur etniknya” artinya meskipun band ini tidak secara keseluruhan memakai alat musik tradisional (etnik) tapi dalam komposi musiknya ada sempilan-sempilan dentum juga teks-teks dari unsur kedaerahan.