Buku 'Suara-suara Terabaikan' Gaungkan Kelompok Minoritas di Eks Karisidenan Kediri

Buku 'Suara-suara Terabaikan' karya AJI Kediri
Sumber :
  • VIVA Jatim/Madchan Jazuli

Terpisah dalam pengantar, Danu mengungkapkan sebagian kelompok minoritas pasrah dengan keadaan. Membiarkan diri terpinggirkan hingga ke tepi jurang kehidupan. Namun, tak sedikit yang berjuang menuntut keadilan. Apapun hasilnya, yang penting berjuang. Bersuara lantang.

Kerap Dicap Individualis, Vinicius Junior Bantah: Saya Bermain untuk Tim, untuk Brasil!

Lantas, siapa yang menggemakan suara mereka? Selayaknya, pers ambil bagian. Menyediakan ruang bagi mereka yang tertindas. Menyuarakan mereka yang tak kuasa bersuara. Voice of voiceless. 

"Jurnalis seharusnya berpihak pada kelompok minoritas. Mengedukasi khalayak, memberitakan problematika mereka agar didengar dan mendapat empati penguasa. Sehingga, mereduksi prasangka dan diskriminasi terhadap mereka yang terpinggirkan," tandasnya.

Francesco Bagnaia Juara Sprint Race MotoGP Belanda 2024, Kalahkan Jorge Martin dan Marc Marquez

Terpisah Ketua Divisi Pendidikan AJI Kediri, Fadly Rahman mengatakan untuk peta program pelatihan yang akan dilakukan jika masih dipercaya menggawangi Jayabaya Institute tidak berubah. 

"Ini sebagai langkah pertama rangkaian pelatihan series salah satu materinya indhept melaunching berupa buku," kata Fadly.

Netizen Semprot AFC, Usai Sanksi STY, Justin Hubner dan Ivar Jenner Gegara Kritik Wasit

Ia mengapresiasi para akademisi, pegiat literasi hingga tokoh cukup baik. Melihat kajian tema-tema di buku tersebut kaum minoritas menjadi semacam dokumentasi otentik. Sekaligus menjadi data khususnya hukum-hukum kelompok minoritas dan marginal.

"Sekarang itu menjadi kajian. Ada dulu KUHP warisan kolonial, ada kaum minoritas membutuhkan advokasi hukum, rumusan itu penting untuk kajian hukum. Salah satunya terdokumentasi seperti ini, apalagi terbukukan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
img_title