Samsul Arifin dan Gerakan Penghijauan Trembesi untuk Udara Bersih di Indonesia

Samsul Arifin menggagas trembesi sebagai solusi polusi.
Sumber :
  • Dok. Satu Indonesia Awards

Bojonegoro, VIVA Jatim –Selama ini, pohon trembesi dikenal sebagai salah satu jenis tanaman yang sering digunakan untuk penghijauan dan pelestarian lingkungan.

Keren! Begini Program Eduwisata yang Diciptakan KBA Kendalbulur Tulungagung

Trembesi memiliki peran penting dalam menyerap polutan di udara, sehingga menjadi penyelamat lingkungan. Hal ini telah diteliti oleh Dr. Ir. Endes N. Dahlan, yang menemukan bahwa pohon trembesi memiliki kemampuan unggul dalam menyerap karbondioksida.

Karbondioksida, yang bersifat asfiksia atau menyebabkan tubuh kekurangan oksigen, dapat membuat kadar oksigen terasa rendah meskipun sebenarnya tetap berada di angka 20,95% di udara.

Bawaslu Sebut KPU Bojonegoro Terbukti Langgar Aturan Saat Debat Paslon

Paparan karbondioksida dalam jangka panjang dapat menurunkan kadar oksihemoglobin dalam darah. Berdasarkan penelitian, pohon trembesi terbukti paling efektif dalam menyerap karbondioksida, sehingga dapat membantu mengurangi dampak negatif polusi udara.

Selain sebagai penyerap karbondioksida, trembesi juga bermanfaat sebagai penyerapan air di area perbukitan dan lahan miring.

Ketahui 7 Manfaat Kulit Pisang untuk Kesehatan, Ini Cara Penggunaannya

Tanaman ini dapat menyimpan air hujan dan menjaga ketersediaan air di embung sepanjang tahun. Trembesi menyerap air dan memungkinkan tanaman di sekitarnya tumbuh subur, menjadikannya sangat efektif dalam mencegah longsor dan banjir.

Pohon trembesi memiliki sistem perakaran yang besar dan kuat, yang sejalan dengan luas tajuk dan tingginya. Ukuran dan penyebaran akar trembesi berperan dalam memperkuat tanah, mencegah erosi, serta menahan air dalam jumlah besar.

Selain itu, lapisan serasah yang terdapat di sekitar pohon berpotensi memperkaya tanah dan mencegahnya menjadi tandus, sehingga pohon trembesi tidak hanya menjaga lingkungan tetapi juga meningkatkan kualitas tanah.

Itulah yang ada didalam pikiran Samsul Arifin Wijoyosukmo. Pemuda asal Desa Sumberagung Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro ini memutuskan melakukan sesuatu untuk memulihkan kualitas oksigen di daerahnya sekaligus menghidupkan sumber air.

Pada 2018, Mas Samsul, begitu ia akrab disapa, memulai program pembibitan trembesi. Program ini lahir dari keresahannya terhadap semakin banyaknya mata air yang mengering di Bojonegoro. Selain itu, industri migas yang beroperasi di daerah tersebut menambah suhu panas dan polusi. Bahkan, ibu salah satu sahabatnya meninggal karena sakit paru-paru yang diyakini akibat polusi udara. Bagi Samsul, satu-satunya solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan menghijaukan kembali lingkungan.

Trembesi dipilih karena manfaatnya yang luar biasa dalam menyerap CO₂. Pohon ini mampu menyerap hingga 28,5 ton CO₂ per tahun, puluhan kali lebih banyak dibandingkan pohon biasa yang hanya mampu menyerap sekitar 1 ton CO₂ dalam 20 tahun. Dengan program ini, Samsul berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi kelestarian lingkungan.

Samsul memulai pembibitan trembesi di halaman rumahnya. Bibit-bibit yang ia hasilkan dibagikan secara gratis kepada masyarakat untuk menghijaukan wilayah Bojonegoro, serta ditanam bersama masyarakat setempat. Samsul juga berencana menyumbangkan bibit trembesi ke Jakarta dan kota-kota besar lainnya dengan tingkat polusi tinggi.

Program ini dijalankan secara mandiri dengan biaya dari gaji Samsul sebagai pengajar ekstrakurikuler. Walaupun menghadapi kendala finansial, Samsul tidak menyerah. Ia membeli bibit trembesi dari situs penjualan online dan menanamnya di polybag yang diisi tanah dari limbah batu bata di daerah Ledok Kulon, Bojonegoro. Karena dana yang terbatas, Samsul hanya menggunakan bahan sederhana untuk pembuatan kompos.

Dalam upayanya untuk mencapai target produksi bibit trembesi, Samsul melibatkan para pemuda dari komunitas pencak silat di daerahnya. Ia menargetkan produksi 100 ribu bibit trembesi setiap bulan sehingga dalam satu tahun dapat menghasilkan 1 juta bibit dengan ketinggian 3-4 meter yang siap ditanam untuk perbaikan oksigen di berbagai wilayah di Indonesia.

Mas Samsul memiliki harapan besar untuk menjadikan program ini sebagai gerakan pelestarian lingkungan yang dipimpin anak muda di seluruh Indonesia. Ia juga berharap bisa bekerja sama dengan kawasan industri untuk menanam trembesi sebagai pengendali polusi. Hingga saat ini, dua target utama telah dicapai: produksi 700.000 bibit pada 2021-2022 dan pengadaan kendaraan untuk mendistribusikan bibit ke seluruh penjuru Indonesia.

Berkat komitmen besar terhadap lingkungan, kerja keras Samsul Arifin mendapatkan apresiasi #SATU Indonesia Awarads (SIA) dari PT Astra International Tbk. Kontribusi Samsul bagi lingkungan merupakan langkah nyata dalam menjaga alam untuk generasi mendatang.