Misi Khotijah, Alumnus IPB di PB PMII: Mengawal Isu Pertanian hingga Pangan
- Istimewa
Usai memasuki dunia kampus, melanjutkan perjalanan sebagai santri pergerakan dengan bergabung di PMII. Selain itu, juga sempat menjadisantri di Pondok Pesantren Mahasiswi Al Husna selama dua tahun.
Akan tetapi, sebelum mengikuti MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru), sempat berada di jalan yang kurang tepat. Yakni masuk dan mengikuti organisasi terlarang.
"Selama kurang lebih tiga bulan, saya bergabung dengan organisasiHizbut Tahrir Indonesia (HTI) karena pengaruh teman-teman di sekitar saya," ulasnya.
Dirinya mengaku pola pikir dan sikap saat itu mulai berubah, bahkan hingga cara berpakaian yang akhirnya mendapat perhatian dari guru. Berkat arahan dan teguran, Khotijah sadar untuk kembali ke jalan yang benar, yaitu bergabung dengan PMII, yang hingga kini menjadi wadah berproses dan pengabdian.
Di PMII, Khotijah dibekali dengan nilai-nilai yang sulit ditemukan di organisasi lain. Proses pendidikan dan pembinaan yang diterima membentuk kapasitas dan mental sebagai kader PMII. Dapat sejajar dengan kualitas pendidikan yang diberikan oleh organisasi internal kampus bahkan lebih.
Sementara salah satu pengalaman yang sangat berkesan baginya, yaitu bertemu dengansahabat-sahabat yang memiliki ketangguhan dan komitmen tinggi terhadap kebermanfaatanbagi banyak orang.
Bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri. Mereka menjadi inspirasi dalam perjuangan bersama. Hal yang tak terlupakan selama dirinya mengikuti setiap jenjang kaderisasi adalah kesempatanuntuk bertemu dengan sosok-sosok baru dan mempelajari perspektif baru dalam berpikir.