Karya AI Terlihat Pintar tapi Tak Pernah Menggetarkan Hati
- Istimewa
“AI bisa tampak kreatif, tapi yang dihasilkannya sering kali hanya sekadar memenuhi syarat minimum — indah di permukaan, tapi kosong di dalam,” kata Mark Runco, ilmuwan kognitif dari Southern Oregon University.
Menuju AI yang Lebih Sensorik?
Sebagian AI kini mulai dilatih tidak hanya dengan teks, tapi juga dengan gambar dan video. Ini membuatnya sedikit lebih baik dalam membentuk konsep visual, namun masih sangat terbatas pada pengalaman lainnya seperti suara, sentuhan, atau bau.
Para peneliti menyebut bahwa suatu saat mungkin kita akan melihat AI yang dilengkapi kemampuan sensorik melalui robotika dan data multisensorik. Namun, menurut para ahli, meski teknologinya berkembang, AI tetap tidak akan sepenuhnya memahami dunia seperti manusia.
“Manusia merasakan dunia lewat tubuh dan membentuk makna melalui ingatan,” kata Runco. “Aroma mawar bisa memunculkan kenangan bahagia. AI tidak punya kenangan, tubuh, atau diri.”
Kreativitas Manusia Tetap Unik
Penelitian ini memperkuat gagasan bahwa kreativitas manusia lahir dari pengalaman nyata — rasa, bau, sentuhan, emosi, dan kenangan. Dan selama AI tidak memiliki tubuh yang bisa merasakan, karya-karyanya mungkin akan selalu terasa “pintar” tapi tidak pernah benar-benar menyentuh jiwa.