Mungkinkah Kecerdasan Buatan Mengancam Kreativitas Manusia?
- Istimewa
Jatim – Kecanggihan teknologi berkembang kian pesat. Berbagai negara di dunia terus berlomba-lomba menghadirkan inovasi terbarukan dalam menghadirkan unsur teknologi di segala bidang kebutuhan manusia. Termasuk yang kini tengah viral adalah kecerdasan buatan.
Tak berhenti sampai di situ, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) terus dikembangkan. Hingga merambah ke berbagai lini, termasuk bidang komunikasi, seni dan manajemen. Lantas bagaimana dengan kreativitas manusia sendiri, akankah kehadiran teknologi kecerdasan buatan ini mengancam?
Sebelum jauh membahas perihal ancaman teknologi kecerdasan buatan bagi keberlangsungan kreativitas manusia, ada baiknya mengenal lebih dekat sejumlah perangkat AI yang kini mulai diganderungi publik.
Dilansir dari VIVA Tekno, berikut ini perangkat AI yang canggih hadir untuk membantu manusia menghadapi tantangan di berbagai bidang.
ChatGPT merupakan salah satu AI yang dikembangkan oleh OpenAI, yang dirancang untuk membantu pengguna dalam berbagai kegiatan komunikasi.
Dengan kemampuan memahami dan menghasilkan teks secara otomatis, ChatGPT dapat membantu pengguna menjawab email, menulis artikel, atau bahkan mengobrol dengan pengguna.
Teknologi ini terus diperbarui dan diperluas kemampuannya untuk menghasilkan teks yang lebih relevan, kohesif, dan kreatif.
Midjourney adalah perangkat AI yang mampu menghasilkan gambar berdasarkan deskripsi teks yang diberikan.
Dengan teknologi yang memadukan pemrosesan bahasa alami dan jaringan saraf tiruan, Midjourney dapat menginterpretasikan deskripsi dan merancang gambar pengguna sesuai dengan imajinasi.
Cocok bagi para seniman, desainer, atau siapa saja yang ingin menggali lebih dalam kreativitas melalui gambar.
Terakhir Meeting.ai, yakni sebuah perangkat AI yang dirancang khusus untuk Indonesia dan Asia Tenggara. Meeting.ai diciptakan oleh Bahasa.ai, sebuah perusahaan riset AI dengan pengalaman 5 tahun di Indonesia.
Meeting.ai berfungsi sebagai pembuat notulen otomatis yang akurat, dengan tingkat akurasi yang tinggi untuk Bahasa Indonesia.
Setelah meeting berlangsung, alat ini akan mengolah transkrip dan menghasilkan ringkasan serta pokok bahasan dalam bentuk poin-poin.
Meeting.ai terintegrasi dengan platform meeting online seperti Google Meet, Zoom, dan Microsoft Teams. Hokiman, pendiri Bahasa.ai, mengatakan bahwa saat ini pengetahuan sangat penting bagi bisnis.
Sebagai perangkat yang memahami konteks budaya di Asia Tenggara, Meeting.ai menunjukkan bagaimana kecerdasan buatan dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.
Di masa mendatang, tujuan utama dari Meeting.ai adalah menjadi solusi AI terbaik untuk meeting di Asia Tenggara.
Di era digital yang semakin maju, kecerdasan buatan seperti ChatGPT, Midjourney, dan Meeting.ai membuka peluang baru untuk manusia bekerja dan berkreasi dengan lebih efisien dan inovatif. Karenanya inovasi kecanggihan teknologi ini perlu disikapi dengan bijak.
Manusia sebagai makhluk yang dianugerahi akal dan hati tentu harus mampu menyikapi segala dinamika kehidupan dengan bijak. Termasuk dengan hadirnya kecanggihan kecerdasan buatan yang kini dengan sangat mudah membantu pekerjaan manusia.
Kecerdasan buatan dapat mematahkan kreativitas manusia bila tidak disikapi dengan bijak. Seperti halnya menggantungkan segala kebutuhan kepada teknologi yang satu ini tanpa mengasah kreativitas sendiri sebagai kodrat dalam diri manusia.
Sebaliknya, kecerdasan buatan tentu akan sangat bermanfaat bila dipadukan dengan kreativitas manusia. Keduanya saling melengkapi sebagai kenyataan hidup yang sangat dinamis.