Cerita Gus Loh Izinkan Grup Band Manggung di Kantor NU Trenggalek

Almarhum Gus Loh semasa hidup.
Sumber :
  • Dokumen LTN NU Trenggalek

Jatim – Pengurus dan kader Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Trenggalek baru saja berduka, setelah sang ketua tanfidziyah, KH Muhammad Fatchulloh Sholeh atau Gus Loh meninggal dunia pada Rabu kemarin. Kenangan semasa Gus Loh berkhidmat di NU pun banyak disebar kader dan Nahdliyin, termasuk cerita ketika dia mengizinkan grup band tampil di kantor PCNU Trenggalek. 

Pilkada Lamongan 2024: Yuhronur Efendi Daftar di PDIP, Ketua PKB Daftar di NasDem

Soal itu diceritakan Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Durenan Mohammad Nurul Izza. Kenangan bersama Gus Loh itu ia alami saat masih aktif sebagai Ketua IPNU Trenggalek periode 2017-2019. Saat itu, ada kegiatan Ramadan yang di dalamnya berisi hiburan grup band musik lokal.

“Pertama kalinya itu mengadakan band di gedung NU. Beberapa alumni, ya, kaget, gedung NU, kok, dibuat band-bandnan. Apa sudah minta izin PCNU, ya, saya jawab simpel: Sudah, Gus Loh mengizinkan,” cerita Izza kepada Viva Jatim, Kamis, 6 Oktober 2022.

Gus Muhdlor Ditahan KPK, Surat Tugas Plt Bupati Sidoarjo segera Diteken

"Biasanya kan gedung NU tempat yabg sakral, salawat dan seterusnya. Dengan kepemimpinan Gus Loh, ketika saya usuli ini, ‘Gus, acara Ramadan bukan salawatan, tapi teman-teman menginginkan band-band-an niki dan bagi takjil’, Gus Loh diperbolehkan. Itu salah satu hal yang berkesan bagi saya,” imbuhnya.

Dari situ Izza dan semua kader muda NU menyimpulkan bahwa Gus Loh adalah sosok pemimpin NU yang ngemong. Almarhum mampu menempatkan diri dan tidak kolot seperti pada umumnya para kiai. 

KPK Tahan Gus Muhdlor Bupati Sidoarjo

Gus Loh mampu menempatkan diri, dan mengetahui apa yang menjadi kepinginan kader-kader yang di bawah sebagai salah satu wadah yang diinginkan kader-kader di bawah merupakan contoh sederhana.

Menurut Izza, saat memimpinan PCNU Trenggalek, Gus Loh bisa memposisikan diri dengan siapa dia berinteraksi. Dia bisa gaul apabila yang dihadapi kader NU milenial. Almarhum juga bisa bertindak serupa kiai dan ulama apabila yang ditemui para kiai dan ulama. 

"Sudah lumrah terkadang mintanya kader yang muda dengan kader sepuh itu berbeda. Tapi beliau bisa memposisikan diri. Jadinya itu tadi, kadangkala bisa menjadi bapak, bisa ngemong. Terkadang bisa, ya, bisa jadi teman yang bisa mendengarkan keluh kesah kader yang di bawah," beber Izza.

Kesan sama dirasakan Wakil Ketua Bidang Jaringan Komunikasi  dan Informatika PC IPPNU Trenggalek Uliyatun Ni'mah. Kenangan terhadap Gus Loh banyak saat berinteraksi dan sowan maupun dalam sejumlah kegiatan nahdliyyin bersama IPNU-IPPNU.

"Beliau sangat kekinian memahami kondisi kita sebagai anak-anak muda yang mungkin sangat butuh pengalaman dan lain sebagainya," ujar Uliyatun.

Untuk diketahui, lahir di Trenggalek pada 18 Februari 1973, Gus Loh adalah putra dari KH Muhammad Sholeh bin KH Abdullah Umar. Kiai Umar adalah pendiri Pondok Pesantren Attaqwa Kedunglurah sekaligus Mursyid Tarekat Naqsabandiyah-Kholidiyah. Kiai Umar adalah santri dari Syaikhona Kholil Bangkalan, satu angkatan dengan pendiri NU Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Karim Lirboyo.