Sejarah Tombak Kiai Upas dari Kerajaan Mataram (II)
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Saat sudah resmi menjadi keluarga kerajaan, Ki Mangir membawa pusaka Tombak Kiai Upas ke wilayah kerajaan. Namun, oleh pihak penjagaan kerajaan melarang keras. Akhirnya pusaka tersebut diamankan oleh kerajaan.
Masa berganti masa, Kerajaan Mataram mengalami musim pagebluk. Winarto menjelaskan saat terjadi pagebluk atau wabah, penduduk pagi mengalami sakit, sore hari langsung meninggal.
Pagebluk memakan banyak korban membuat Kerajaan Mataram merasa kebingunan. Segala daya upaya dilakukan untuk menyembuhkan wabah tersebut. Salah satu penasehat kerajaan mengusulkan lewat isyarat yang dialami untuk memberikan Tombak Kiai Upas ke wilayah timur.
"Pagebluk bisa hilang dan tenteram jika pusaka diberikan kepada yang menjabat Tulungagung. Karena sini masuk daerahnya Mataram," paparnya.
Menurut Winarto, kebetulan kala itu menetap yang memimoin Wilayah Ngrowo adalah Raden Mas Tumenggung Sosrodiningrat atau Tumenggeng ke-5 Ngrowo yang menerima pusaka dari Mataram Sultan Agung.
"Setekah itu diberikan ke wilayah Ngrowo. Kondisi kerajaan aman, masyarakat tentram," ulasnya.
Kakek juru kunci asal Ngantru Tulungagung ini menambahka bahwa dari dahulu prosesi Jamasan Tombak Kiai Upas hanya berasal dari pihak keluarga Raden Mas Tumenggung Pringgoningrat.