Mengenang Kiai Muin, Komandan Pasukan Sabilillah asal Trenggalek
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
"Memang beliau pejuang, tetapi tidak mau dijadikan veteran. Pokoknya berjuang lillahi ta'ala, pahalanya besok saja disana tidak ingin di dunia," ulasnya.
Sewaktu ditugaskan ke Surabaya sebelum 10 November 1945 meletus, Kiai Mu'in bertemu Komandan Pasukan Sabilillah dari Kediri, yaitu ulama kharismatik KH Mahrus Aly yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo. Dari pertemuan itulah, kedua ulama ini terjalin komunikasi yang erat.
Tak hanya itu, Kiai Mu'in juga menentang keras praktik Romusha yang terjadi sebelum kemerdekaan. Beliau menolak santri-santri dan warga sekitar menjadi pekerja paksa oleh pemerintah pendudukan Jepang dalam mengerjakan proyek infrastruktur, seperti membangun jalan dan lain sebagainya.
Penolakan tersebut langsung disampaikan kepada pejabat wilayah kecamatan setempat. Kiai Mu'in mengecam pemerintahan yang menjadi kaki tangan penjajah lantaran mengeksploitasi warga pribumi untuk diperas tenaga tidak manusiawi.