Kilas Balik Pemicu Konflik Palestina dan Israel, Ada Kebencian Mendalam

Konflik Palestina dan Israel
Sumber :
  • Istimewa

Surabaya, VIVA Jatim – Deretan peristiwa kemanusiaan beberapa bulan terakhir di Gaza berhasil menyita perhatian publik. Konflik dua negara antara Palestina yang dipelopori oleh Hamas dengan Israel belum menemukan titik terang perdamaian. Keduanya pun sejak 1948 terus berseteru.

Kilas Balik Timnas Indonesia Era Bung Karno, Rela Korbankan Tiket Piala Dunia Demi Tolak Israel

Palestina tentu sangat membenci Israel, penjajah pemukiman yang dibangun di atas reruntuhan tanah air mereka. Begitu pula Israel, amat membenci Palestina karena beberapa hal. Berikut ini penjelasannya, dikutip dari VIVA, Rabu, 29 November 2023.

Israel dan Palestina telah lama terlibat dalam konflik yang rumit dan penuh emosi. Alasan di balik kebencian yang mendalam dari Israel terhadap Palestina melibatkan sejumlah faktor kompleks yang mencakup sejarah, ketakutan, iri, dan kemarahan.

Tak Main-main, 5 Aksi Nyata Presiden Prabowo untuk Kemerdekaan Palestina

Alasan Israel Membenci Palestina

Pertama-tama, sejarah konflik ini memainkan peran kunci dalam menciptakan ketegangan yang berlangsung bertahun-tahun. Israel didirikan pada tahun 1948 di tanah yang juga dianggap sebagai rumah bagi penduduk asli Palestina. Penetapan negara Israel ini menjadi akar dari pertikaian yang terus berlanjut, dengan klaim dan hak atas tanah menjadi pemicu utama kebencian.

Kata Presiden Venezuela soal Netanyahu: Monster Buatan AS dan UE

Ketakutan juga menjadi faktor sentral dalam dinamika konflik ini. Israel merasa terancam oleh segala hal yang bersifat Palestina, termasuk keteguhan, persatuan, dan bahkan keberlanjutan demografi Palestina, seperti yang dikutip dari Al Jazeera. Ada kekhawatiran bahwa populasi Palestina yang terus berkembang dapat menggeser dominasi demografis Israel di masa mendatang.

Selain ketakutan, kebencian ini juga diwarnai oleh rasa iri. Israel iri terhadap kekuatan batin dan semangat perlawanan Palestina yang tidak pernah padam. Meskipun Israel telah memenangkan perang dan menjadi kekuatan regional yang kuat, mereka tetap kesulitan mencapai kemenangan mutlak terhadap Palestina. Kebijakan Israel yang keras terhadap Palestina selalu dihadapi dengan ketahanan dan perlawanan yang membangkitkan semangat rakyat Palestina.

Halaman Selanjutnya
img_title