Menembus Pagi di Jalan Dinoyo Surabaya yang Dipenuhi Aroma Sate Klopo

Tuminah, penjual sate klopo di Jalan Dinoyo saat melayani pembeli.
Sumber :
  • Mokhamad Dofir/Viva Jatim

Surabaya, VIVA Jatim – Siapa saja yang melintasi Jalan Dinoyo di waktu pagi, pasti mencium bau khas sate klopo. Aroma gurih makanan berbahan dasar daging sapi atau ayam dan parutan kelapa itu menguar bersama kabut asap yang muncul dari warung-warung sekitar.

Sempol Ayam Khas Malang Cocok Dinikmati Kala Hujan, Ini Resepnya

Sedikitnya ada lima warung penjual sate klopo berjajar di timur Jalan Dinoyo atau sisi barat Kali Mas. Lapak-lapak itu kerap dipenuhi para penggemar penganan khas asli Sampang, Madura tersebut.

Dimas, seorang pembeli menuturkan, dirinya baru pertama kali mencoba makanan ini. Ia tertarik setelah melihat informasi dari media sosial yang ramai merekomendasikan sate klopo sebagai salah satu kuliner khas yang patut dicoba.

Pandangan Islam soal Kriteria Memilih Pemimpin di Pilkada Serentak 2024

"Baru pertama kali. Di Instagram itu ada, muncul di akun-akun kuliner itu, jadi [penasaran] datang ke sini," ujarnya, Sabtu, 29 Juni 2024.

Tuminah, penjual sate klopo di Jalan Dinoyo saat melayani pembeli.

Photo :
  • Mokhamad Dofir/Viva Jatim
Program Pendidikan dan Kesehatan Gratis Risma Didukung Gus Huda Jember

Dengan ditemani ibunda tercinta, Dimas mengaku sate klopo yang ia cicipi terasa sangat enak. Baginya, ini merupakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.

Sebab itu, selain disantap di tempat, dia juga membawa sebungkus sate klopo untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh bagi keluarga di rumah.

"Tadi makan dua porsi sama bungkus satu. Sate klopo isi ayam, sama daginf isinya gajeh [lemak] itu," katanya.

Sementara itu, Timunah, penjual sate klopo yang sudah lebih dari 20 tahun berjualan menyampaikan, setiap hari ia selalu menggelar dagangannya sejak pukul 05.30 WIB, pagi.

Ia bilang, jualan sate klopo di tempatnya semakin hari makin laris diburu pembeli. Di setiap hari Minggu saja, Tuminah biasa menjual lebih dari 600 tusuk.

"Alhamdulillah, apalagi kalau [hari] Minggu, sampai berjubel [pembeli] ndak kebagian tempat," ujarnya.

Dalam berjualan, ia dibantu satu rekannya sesama karyawan karena lapak sate klopo yang ia kelola sebenarnya milik orang lain. Hanya pada hari-hari tertentu saja, seperti akhir pekan, juragannya akan turut membantu berjualan.

Semua penjual sate klopo di sepanjang Jalan Dinoyo dikatakannya, rata-rata karyawan namun beda juragan.

"Kami di sini karyawan. Bosnya beda-beda tapi masih saudara," singkatnya.

Tak seperti sate pada umumnya, sate klopo merupakan sate yang dilapisi dengan parutan kelapa. Sebelum dibalur ke daging sapi maupun ayam sebagai isi, parutan kelapa ini terlebih dahulu dibumbui dengan rempah pilihan.

Daging beserta kelapa parut ini lalu dibakar di atas bara arang. Aroma rempah dan asap pekat dari pembakaran sate ini nyaris selalu bikin perut keroncongan.

Untuk membuat kuliner ini, Tuminah menyebut, tak membutuhkan keahlian khusus karena semua orang bisa melakukannya. Cuma ada resep rahasia yang tidak semua orang tahu. Itulah mengapa sate klopo di Jalan Dinoyo terasa lebih gurih berbeda dibandingkan di tempat lain.

Soal harga, sate klopo dijual seharga Rp 17 ribu per porsi isi 5 tusuk, "kalau 10 tusuknya itu Rp 25 ribu untuk daging [sapi] sama [daging] ayam. Kalau daging saja [tanpa lemak] itu Rp 28 ribu," tutupnya.