Kanker Payudara Mengintai, Lakukan Hal Ini untuk Mencegahnya

Ilustrasi Cegah Kanker Payudara
Sumber :
  • Istimewa

Jatim – Kanker payudara menjadi salah satu penyakit yang membahayakan sekaligus mengancam para wanita. Hingga kini penderita kanker payudara kian meningkat. Terbaru, artis komedian, Nunung Srimulat juga didiagnosa kanker payudara. Istri Iyan Sambiran itu pun lantas bersedih lantaran kembali diterba cobaan. 

19 SDM Kesehatan Jatim Raih Penghargaan Jadi Pelecut Peningkatan Pelayanan

Kendati demikian, sebenarnya kanker payudara bisa dicegah sejak dini dengan mengonsumsi makan-makanan yang tepat. Hal mendasar yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah apakah punya risiko kanker payudara secara genetik atau faktor keturunan. Sebab salah satu penyebab penyakit ini adalah faktor keturunan. 

Dikutip dari Viva Lifestyle, Dokter Konsultan Spesialis Onkologi dr Rian Fabian Sp.Onk (K) mengatakan bahwa mencegah kanker payudara sebenarnya tak memalui jalur yang sulit. Langkahnya terbilang cukup mudah dan sederhana, yang paling utama adalah mengenali riwayat kanker pada keluarganya. 

Pemuda di Mojokerto Diamuk Massa Gegara Begal Payudara Karyawati

"Langkah pertama harus sadar dulu bahwa apakah perempuan ini ada risiko kanker payudara secara genetik. Sadari itu penting," ujarnya dalam temu media Hari Kanker Sedunia bersama Kementerian Kesehatan RI, Kamis 2 Februari 2023. 

Periksa Payudara Sendiri (Sadari) ini bisa dilakukan semua wanita dengan memeriksanya di rumah di waktu tertentu. Serta diimbangi dengan Periksa Payudara Klinis (Sadanis) di fasilitas kesehatan seperti puskesmas.

Geger Temuan Potongan Payudara Punya Pengidap Kanker, Ini Kata IDI Jatim

Kementerian Kesehatan RI mengimbau setiap perempuan untuk melakukan Sadari dan Sadanis secara berkala dengan tujuan menemukan benjolan dan tanda-tanda abnormal pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya. Sadari dan Sadanis dapat dilakukan setiap bulan pada hari ke 7 hingga ke 10 terhitung dari hari pertama haid, atau pada tanggal yang sama setiap bulan bagi perempuan yang sudah menopause.

"Kemudian, pemeriksaan dalam setahun sekali ke dokter. Kalau perempuan sudah usia 40 tahun ke atas, sebaiknya Sadanis untuk cegah kanker payudara," bebernya.

Dengan melakukan Sadari dan Sadanis secara berkala, kanker payudara dapat ditemukan pada stadium dini dan meningkatkan angka harapan hidup pada penderitanya. Selain itu, kedua pemeriksaan tersebut harus diimbangi dengan pola hidup sehat yakni olahraga rutin dan makanan sehat.

Kemudian rutin olahraga 30-60 menit sehari dengan tanpa istirahat sehingga gerakannya teratur dan terpantau. Langkah lain yang kerap diabaikan, salah satunya dengan menghindari makanan yang mengandung radikal bebas.

"Saya sarankan untuk pasien adalah pola hidup sehat. Kanker bukan hanya genetik tapi dari luar. Ada hantaman dari luar. Stres dari makanan mengandung radikal bebas, stres dari dalam. Kita lakukan adalah kurangi makanan mengandung radikal bebas pada yang memiliki risiko kanker payudara," jelasnya.

Kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker. Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. 

Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus. Sebab, 70 persen dideteksi sudah di tahap lanjut sehingga sekitar 43 persen kematian akibat kanker bisa dikalahkan manakala pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risiko penyebab kanker.

Selain angka kematian yang cukup tinggi, penanganan pasien kanker yang terlambat menyebabkan beban pembiayaan yang kian membengkak. Pada periode 2019-2020, pengobatan kanker telah menghabiskan pembiayaan BPJS kurang lebih 7,6 triliun rupiah.