Kaum Wanita Enggan Disalahkan terkait Rendahnya Angka Kelahiran

Ilustrasi orang Jepang
Sumber :
  • Viva

Perdana Menteri Fumio Kishida telah menjanjikan kebijakan termasuk bantuan keuangan untuk keluarga, akses pengasuhan anak yang lebih mudah dan lebih banyak cuti orang tua. 

Tsunami Setinggi 1,2 Meter Menghantam Kota Ishikawa Jepang

Tetapi dengan jumlah anggota parlemen perempuan kurang dari 10 persen dan kabinet Kishida yang terdiri dari 19 menteri termasuk dua perempuan, sebagian besar dari mereka yang terlibat dalam perdebatan adalah laki-laki. Itu membuat beberapa wanita merasa dikesampingkan atau bahkan diserang.

“Jangan salahkan wanita atas rendahnya tingkat kelahiran,” cuit Ayako, seorang warga Tokyo berusia 38 tahun tanpa anak, yang menggunakan tagar untuk meminta pengakuan atas berbagai pilihan dalam hidup. Dia mengatakan bahwa peran gender tradisional Jepang menjadi pusat masalah. Sebuah survei pemerintah tahun 2021 menemukan bahwa wanita Jepang menghabiskan waktu empat kali lebih lama untuk pekerjaan rumah dan mengasuh anak daripada pria, bahkan lebih banyak suami yang bekerja dari rumah.

Cara Alami Atasi Miss V Luka dan Robek Usai Melahirkan atau Berhubungan Seks

Yuiko Fujita, seorang profesor studi media dan gender di Universitas Meiji, mengatakan media sosial telah menjadi cara bagi perempuan untuk mendiskusikan masalah politik dan sosial dengan sedikit rasa takut, yang sering kali dilakukan secara anonim. 

“Sayangnya tidak banyak dari suara-suara ini yang melampaui komunitas perempuan untuk mencapai arena politik," imbuhnya.

Catat! Pendaftaran Seleksi Magang Jepang di Tulungagung dan Ponorogo Buka Sampai 3 Desember 2023

Para ahli percaya bahwa angka kelahiran yang menurun adalah masalah yang kompleks dengan banyak akar. Hanya 2,4 persen kelahiran di Jepang di luar pernikahan, terendah di antara kelompok OECD dari 38 negara. 

Beberapa menunjuk ke ekonomi, dengan alasan pertumbuhan stagnan yang lama di negara itu membuat pasangan enggan memiliki bayi. Perubahan kebijakan seperti memperluas penyediaan tempat penitipan anak dapat membantu meningkatkan angka kelahiran. Tetapi peningkatan tersebut seringkali bersifat sementara, kata Takumi Fujinami dari Japan Research Institute.

Halaman Selanjutnya
img_title