Pengacara Pelaku Ungkap Motif Penganiayaan Santri Asal Banyuwangi di Kediri

Pengacara keempat pelaku penganiayaan, Puspitasari.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

"Kamu salato. Waktu diomogi itu, cuma iyo-iyo mas. Selanjutnya dipukul menggunakan tangan kosong dan ditampar," jelasnya.

Sudah Disiapkan Rp81 M, Pembebasan Lahan Warga Taman Pelangi Belum Beres

Sebagai informasi, insiden nahas itu terjadi pada Hari Rabu, 21 Februari 2024. Keesokan hari, Kamis keempat pelaku menerima informasi kembali jika korban tidak sholat jamaah lagi.

Lalu pelaku menyuruh supaya Bintang sholat dan mandi terlebih dahulu. Korban pun bergegas ke kamar mandi. Namun ketika usai keluar kamar mandi BBM (14) dalam keadaan telanjang serta diketahui oleh salah satu pelaku.

Indahnya Pesona Laut yang Tersimpan di Balik Bisingnya Kota Industri Gresik

"Salah satu pelaku merangkul dan dibawa ke kamar, diomongi lagi dan korban jawabannya tidak nyambung. Iya-iya gitu tok, namun tidak dilaksanakan sempat melotot, akhirnya dipukul lagi," bebernya.

Rini mengaku pada Kamis malam, 21 Februari 2024 pelaku sempat mengobati luka-luka korban yang disebabkan pemukulan. Mereka juga sempat berniat untuk membawa korban ke rumah sakit. Tetapi tidak jadi.

4 Tuntutan Utama yang akan Disuarakan Ribuan Buruh di Surabaya

"Pada Jumat, 22 Februari 2024, pukul 03.00 WIB si AF (sepupu korban) dibangunin. Diomongin, kok bintang tambah pucat. Akhirnya dibawa ke rumah sakit. Namun nahas di rumah sakit ternyata meninggal," imbuhnya.

Mengetahui korban meninggal dunia di Rumah Sakit Arga Husada Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, AF kembali ke pondok. Ia melapor ke pengasuh Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Gus Fatih.

Halaman Selanjutnya
img_title