Korban Pencabulan Pimpinan Ponpes Trenggalek Minta Pindah hingga Pembelajaran Daring
- Viva.co.id
Surabaya, VIVA Jatim –Kasus pencabulan oleh pemimpin pondok pesantren (ponpes) dan sang anak di Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek menuai perhatian karena korban masih berusia anak. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Trenggalek ikut mengawal kasus ini menjelaskan korban trauma dan ingin pindah sekolah.
Plt Kepala Dinsos P3A, Saeroni mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pendampingan sedari awal kasus. Termasuk pendampingan saat pelaporan ke Polres Trenggalek ikut membersamai para korban. Beberapa kali sudah melakukan assessment menunjukkan kondisi korban mengalami trauma namun sudah membaik.
"Berdasarkan assessment salah satunya adalah terkait sekolah. Dengan sekolah ini sekolah ada (korban) yang meminta berpindah ada yang tetap kemudian dilakukan secara daring," ujar Saeroni kepada awak media, Kamis, 14 Maret 2024.
Untuk kondisi kesehatan korban, menurut Saeroni tidak terjadi persoalan. Termasuk kondisi psikis sudah mulai berangsur membaik. Hal itu ia dapati usai melakukan assessment kembali terhadap korban. Yang dilakuka Dinsos P3A yaitu dengan mendatangi rumah korban langsung untuk menjaga kerahasiaan, kenyamanan sekaligus memberikan rasa aman.
"Yang sudah dilakukan oleh tim home visit ada lima (santri putri). Kalau itu tidak setiap minggu sekali, tergantung sesuai dengan kebutuhan," imbunya.
Saeroni menambahkan pendampingan dilakukan hanya sebatas konseling. Tidak sampai korban membutuhkan obat penenang dan sebagainya karena memang sudah dalam kondisi sehat baik jasmani maupun mental dan rohani.
"Hanya konseling tidak butuh obat," ujarnya singkat.