Anak-anak Bawean Dapat Trauma Healing Pasca Terdampak Gempa
- Istimewa
Gresik, VIVA Jatim –Anak-anak korban gempa Bawean di Kabupaten Gresik mendapat trauma healing untuk memulihkan dampak psikologis akibat bencana gempa bumi beberapa waktu lalu.
Trauma healing diberikan melalui kegiatan hiburan seperti bernyanyi, mendongeng hingga edukasi menghadapi bencana.
Program pemulihan psikologi anak-anak korban gempa Bawean ini dilakukan oleh Pusat Krisis dan Kesehatan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Mandalawangi Peduli, di halaman Madrasah Miftahul Huda, Desa Kepuh Legundi, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Sabtu, 30 Maret 2024.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, Sumarjaya mengatakan, dari berbagai kejadian bencana, efek psikologis selalu ada pada anak-anak. Walaupuan dampaknya tidak terlihat secara langsung, tetap saja membekas.
"Untuk mengurangi tekanan batin baik yang terlihat maupun tidak terlihat ini, kita memang perlu bergerak untuk membantu mereka. Selain menenangkan diri, juga mengedukasi apa saja yang perlu dilakukan saat terjadi bencana seperti gempa yang melanda Pulau Bawean beberapa waktu lalu," kata Sumarjaya.
Ia menambahkan, upaya mengatasi gangguan psikologis atau mental health yang biasa disebut trauma healing ini umumnya dilakukan tak lama setelah terjadi bencana.
Gangguan psikologis seperti cemas dan panik dapat muncul akibat lemahnya ketahanan mental yang dimiliki individu. Karenanya program psikososial menjadi sangat penting diadakan di lokasi bencana.
"Berbagai upaya dapat dilakukan untuk membuat anak-anak korban gempa ini kembali bersemangat menjalani hari. Puskris bekerjasama dengan gerakan Mandalawangi Peduli turun ke lapangan dengan menggelar serangkaian kegiatan agar trauma pasca bencana dapat terobati," lanjutnya.
Melalui Program Tenaga Cadangan Kesehatan Puskris bekerjasama dengan Mandalawangi Peduli tersebut, kegiatan dilangsungkan di enam desa Pulau Bawean yaitu Desa Kotakusuma dan Dekat Agung di Kecamatan Sangkapura, serta desa Kepuh Legundi, Ponggo, Klumpang Gubuk dan Grejeg di Kecamatan Tambak.
Adapun jumlah peserta di masing-masing titik kegiatan berkisar antara 80 sampai 130 anak. Ia menyebut, acara diawali dengan menyanyi bersama, berbagi cerita, mendongeng, berjoget, menggambar dan diakhiri dengan berdoa.
Di kesempatan yang sama, Ketua Mandalawangi Peduli Rahmi Hidayati juga menyampaikan, dengan trauma healing maka diharapkan keceriaan pada anak-anak korban gempa Bawean bisa kembali terlihat.
"Semoga ke depannya mereka tidak takut lagi beraktivitas secara normal walaupun tidak bisa melupakan kekhawatiran berulangnya gempa yang membuat rumah-rumah rusak bahkan ambruk," harapnya.
Lebih lanjut disampaikan Rahmi, bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat Bawean termasuk anak-anak yang takut masuk ke dalam rumah. Mereka memilih tidur di teras dan halaman rumah beralas tikar dan bertudung terpal. Masuk ke rumah hanya untuk memasak dan mandi serta buang air.
Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh rasa cemas yang berlebihan apabila bencana tersebut terulang kembali.
"Trauma healing menjadi langkah rehabilitasi yang tepat bagi korban bencana untuk bisa menyembuhkan diri dari kondisi yang menyedihkan pasca bencana. Diharapkan mereka tidak lagi larut dalam kekhawatiran dan kesedihan," tandasnya.