Sasar Spot Menggambar Sekitar Stadion, Cara Komunitas Graffiti Trenggalek Isi Ngabuburit Ramadan

Suasana Komunitas Graffiti Mural Trenggalek sedang menggambar
Sumber :
  • Madchan Jazuli/ Viva Jatim

Trenggalek, VIVA Jatim - Bertempat di utara Stadion Menak Sopal Trenggalek, belasan muda-mudi tengah asyik menggambar mural dan graffiti Minggu, 7 April 2024.

Ribuan Warga Antusias Berebut Bibit Buah hingga Air Suci di Hari Jadi Ke-830 Trenggalek

Diketahui, Komunitas Griffiti Trenggalek ini menghabiskan ngabuburit dengan mencoret dalam berbagai bentuk gambar. 

Ketua Graffiti Mural Trenggalek, Zayinul Muhajibin menjelaskan bahwa ini kegiatan rutin teman-teman komunitas setiap bulan saat Bulan Ramadan mencari spot-spot yang ada di Trenggalek menjadi media menggambar bersama.

Trenggalek Terima Penghargaan dari UI Bidang Berkelanjutan

"Iya, ngabuburit. Memang momennya selama ini lama tidak bersama-sama ngumpul, ada yang kuliah dan sibuk lainnya. Ini anacara nyore menggambar dan sekalian ngabuburit," ujar Zayinul Muhajibin, Minggu, 7 April 2024.

Aji sapaan akrab Zayinul Muhajibin menerangkan bahwa memilih tempat dekat stadion karena strategis. Termasuk bidang gambar berupa tembok yang panjang dan  sudah mendapatkan izin langsung dari Dinas Pariwisata Trenggalek.

Mampu Kendalikan Inflasi, Pemkab Trenggalek Diganjar Insentif Fiskal Rp5,781 M

Menurutnya, respon positif dari pihak pemerintah menyambut baik. Pasalnya saat meminta izin disuruh untuk membuat konsep sekaligus menjelaskan detail graffiti dan mural.

"Kalau support dari Pemkab kemarin belum, untuk cat mandiri kolektif mas," ujarnya.

Pria 24 tahun asal Desa Ngrayung Kecamatan Gandusari ini menambahkan untuk konsep yang di dinding ini sendiri lebih ke letter font, dan gambar karakter. Akan teapi lebih menonjolkan pantai-pantai dan wisata yang ada di Trenggalek.

"Lokasi yang pernah kita kerjakan kalau di Trenggalek ada di Nirwana, di dekat 0 Kilometer Trenggalek. Sama di belakang Pakuwojo di dekat sawah-sawah," bebernya.

Ia mengaku total anggota graffiti dan mural Trenggalek ada 20an muda-mudi dari mahasiswa hingga freelance. Aji berharap kedepan bisa lebih show up untuk menunjukkan bagaimana komunitas graffiti bisa bermanfaat menghiasi ruang-ruang kreatifitas lewat gambar.

"Harapannya menunjukkan graffiti dan mural itu buruk yang dipandang masyarakat bisa menjadi positif. Karena di Trenggalek masih awam," tutupnya.